Page 35 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 35
Gerakan feminisme Amerika pengaruhnya sangat meluas di seluruh dunia
hingga ke di Indonesia. Kemunculannya yang pertama di Indonesia dipelopori oleh
R.A. Kartini melalui gerakan emansipasi wanita. Seirirng berjalannya waktu, kaum
feminis di Indonesia terus bermunculan dengan karya mereka sesuai dengan
bidangnya. Di bidang sastra, banyak pengarang feminis yang menghasilkan karya-
karya sastra, tak terkeculai karya sastra novel. Karya sastra ini banyak dihasilkan
oleh para pengarang Angkatan 2000. Mereka membuat karya novel yang bermuatan
feminisme sebagai salah satu bentuk alat perjuangan gerakan feminisme di
Indonesia.
Gerakan feminisme di Indonesia dapat dikategorikan sebagai aliran
feminisme radikal, yakni sebagai bagian dari penganut mazhab konflik yang
muncul akibat diskriminasi sosial, yakni diskriminasi atas jenis kelamin yang
berbeda. Selain itu, adanya ideologi patriarki sebagai akar budaya bangsa yang
kerap memposisikan perempuan seperti kelas kedua di dalam tatanan sosial.
Menurut Fakih (2013, hlm. 145) bahwa “patriarki yakni ideologi kelelakin di mana
laki-laki dianggap memiliki kekuasaan superior dan previlage ekonomi, dianggap
sebagai masalah universal dan mendahului segala bentuk penindasan.” Budaya
patriarki yang kuat dalam masyarakat Indonesia seperti ini yang pada akhirnya
menumbuhkan gerakan feminisme di Indonesia.
Begitu pula dengan karya-karya sastra Angkatan 2000, yakni dalam novel-
novel bermuatan feminisme terdapat ciri khas karya sastra dengan aliran feminisme
radikal. Sebagaimana diungkapkan Eisenstein (1979), aliran feminisme radikal
berpendapat kaum laki-laki secara biologis maupun politis adalah bagian dari
permasalahan. Bagi mereka, patriarki adalah dasar dari ideologi penindasan yang
merupakan sistem hirarki seksual di mana laki-laki memiliki kekuasaan superior
dan previlage ekonomi (Fakih, 2013, hlm. 84).
Seiring perkembangan kondisi sosial, gerakan feminisme mulai
memunculkan perdebatan di kalangan kaum laki-laki yang menyatakan bahwa
sebenarnya korban dari sistem tidak selalu kaum perempuan. Mereka juga adalah
29