Page 61 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 61

perintis gerakan  feminisme  Inggris dalam  A Vindication  of  the Rights of the

                           Woman (Perlindungan Hak-hak Kaum Wanita) yang ditulisnya di akhir abad ke-
                           19 mengemukakan bahwa kaum wanita, khususnya dari kalangan menengah,

                           merupakan  kelas  tertindas  yang  harus  bangkit  dari  belenggu  rumah  tangga.

                           Pandangan  feminis  lain  menyatakan  bahwa  kaum  wanita  disamakan  dengan
                           kelas buruh yang hanya memiliki modal tenaga dan tidak memiliki modal uang

                           atau alat-alat produksi. Maka dari itu, kritik sastra feminis sosialis atau Marxix
                           mencoba  menunjukkan  bahwa  tokoh-tokoh  wanita  dalam  karya  sastra  lama

                           adalah manusia yang tertindas yang tenaganya dimanfaatkan untuk kepentingan

                           kaum laki-laki tanpa menerima bayaran.
                        4.  Kritik Sastra Feminis Psikoanalitik: kiritik sastra yang diterapkan pada tulisan-

                           tulisan  wanita  karena  para  feminis  percaya  bahwa  pembaca  wanita  biasanya
                           mengidentifikasikan dirinya dengan atau menempatkan dirinya pada si tokoh

                           wanita,  sedang  tokoh  wanita  tersebut  pada  umumnya  merupakan  cermin
                           penciptanya.  Kritik  psikoanalitik  cenderung  diterapkan  pada  tulian-tulisan

                           wanita yang menampilkan tokoh-tokoh wanita. Pengkritik sastra feminis, yang

                           biasanya  perempuan,  dan  pembaca  wanita  biasanya  mengidentifikasi  dirinya
                           dengan tokoh-tokoh wanita yang dibacanya. Dalam karya otobiografi, biografi,

                           dan  bahkan  fiksi  yang  ditulis  wanita,  tokoh-tokoh  wanitanya  merupakan
                           cerminan penulisnya. Dengan mengkaji perasaan-perasaan affective, emphatic,

                           dan nurturant serta dampak perasan-perasaan ini terhadap kepribadian wanita,

                           maka kita akan memperoleh contoh-contoh dari cara-cara bagaimana penulis
                           dan pembaca wanita memasuki teks agar sanggup menggunakan contoh-contoh

                           tersebut dalam proses mendefinisikan diri.
                        5.  Kritik  Sastra  Feminis  Lesbian;  kitik  sastra  yang  meneliti  penulis  dan  tokoh

                           wanita saja. Ragam kritik ini masih terbatas kajiannya karena beberapa faktor.

                           Pertama,  para  feminis  pada  umumnya  tidak  menyukai  kelompok  perempuan
                           homoseksual  dan  memandang  mereka  sebagai  feminis  radikal.  Sebaliknya,

                           kelompok  lesbian  menyesalkan  sikap  kaum  feminis  moderat  yang  hanya
                           mengakui  heteroseksualitas  sebagai  satu-satunya  cara  alami  dalam







                                                                                                     55
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66