Page 58 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 58

penganut mazhab ini, gagasan dan nilai-nilai selalu dipergunakan sebagai senjata

                        untuk  menguasai  dan melegitimasi  kekuasaan, tidak terkecuali hubungan antara
                        laki-laki dan perempuan. Para penganut dari mazhab ini di antaranya:

                        1.  Feminisme Radikal

                           Sebagai  kelompok  pertama  penganut  mazhab  konflik,  feminisme  radikal
                           berdasarkan sejarahnya muncul atas reaksi budaya sexism (diskrimanasi sosial)

                           berdasarkan  jenis  kelamin  di  barat  pada  tahun  60-an,  khususnya  melawan
                           kekerasan  seksual  dan  pornografi  (Brownmiller,  1976).  Dalam  melakukan

                           analisis tentang penyebab penindasan terhadap kaum perempuan oleh laki-laki,

                           mereka menganggapnya berakar pada jenis kelamin laki-laki itu sendiri beserta
                           ideologi  patriarkinya.  Kaum  laki-laki  secara  biologis  maupun  politis  adalah

                           bagian dari permasalahan. Dari situlah aliran feminisme ini menganggap bahwa
                           penguasaan  fisik  perempuan  oleh  laki-laki  seperti  hubungan  seksual,  adalah

                           bentuk  dasar  penindasan  terhadap  kaum  perempuan  (Jaggar,  1977).  Bagi
                           mereka, patriarki adalah dasar dari ideologi penindasan yang merupakan sistem

                           hirarki seksual  di  mana  laki-laki memiliki kekuasaan  superior dan  previlage

                           ekonomi (Eisenstein, 1979).
                        2.  Feminisme Marxis

                           Sebagai  kelompok  kedua  penganut  teori  konflik,  feminisme  marxis  menolak
                           keyakinan  kaum  feminis  radikal  yang  menyatakan  biologi  sebagai  dasar

                           pembedaan  gender.  Bagi  mereka  penindasan  perempuan  adalah  bagian  dari

                           penindasan  kelas  dalam  hubungan  produksi.  Persoalan  perempuan  selalu
                           diletakkan  dalam  kerangka  kritik  atas  kapitalisme.  Karl  Marx  sendiri  tidak

                           banyak  menjelaskan  dalam  teorinya  tentang  posisi  kaum  perempuan  dalam
                           perubahan sosial. Sementara sahabatnya (Engels) menjelaskan bahwa sejarah

                           terpuruknya  status  perempuan  bukan  disebabkan  oleh  perubahan  teknologi,

                           melainkan  karena  perubahan  dalam  organisasi  kekayaan.  Pada  zaman
                           kapitalisme  penindasan  terhadap  perempuan  dilanggengkan  dengan  berbagai

                           upaya karena dianggap menguntungkan. Bagi penganut aliran ini, penindasan
                           perempuan  merupakan  kelanjutan  dari  sistem  eksploitasi  yang  bersifat







                                                                                                     52
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63