Page 209 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 209

banyak di rumah memaksa Anda untuk memikirkan ulang bagaimana
            hubungan yang harus dibangun dengan rumah yang Anda miliki. Su-
            dah seharusnya seseorang memiliki ikatan batin dengan rumah yang
            dimiliki dan ditinggalinya.
                Rumah tidak sekadar bangunan yang terdiri dari sejumlah din-
            ding kokoh yang memagari pelbagai aktivitas, bukan pula sekadar ba-
            rang bernilai ekonomi mahal atau sebagai aset finansial. Rumah adalah
            tempat ‘kembali’, tempat seseorang pulang dalam arti yang sebenar-
            nya. Dalam batas-batas tertentu rumah adalah bangunan ‘suci’, di
            mana perasaan seseorang akan dirinya mendapat sarana dan waktu.
            Rumah menjadi titik pertemuan antara ingatan, keintiman, dan iden-
            titas. Hubungan emosional kita dengan rumah sendiri lebih kuat dari
            yang Anda bayangkan. 
                Kawan saya mengalami kesulitan tidur, sakit kepala, malas makan,
            dan kehilangan gairah ketika rumahnya dijual. Penderitaan ini men-
            deranya selama enam bulan dan berangsur-angsur pulih setelah pem-
            beli  rumah  mengizinkannya  untuk datang,  bahkan  sesekali tidur  di
                      408
            rumah itu.  Rumah memiliki energi yang kuat dan memengaruhi
            penghuninya. Banyak orang melihat rumah yang sama, tetapi seti-
            ap kita memiliki ingatan yang unik dan subjektif pada rumah kita.
            Emosi primer kita tumbuh dari bagian otak yang sama, sistem lim-
            bik. Namun, ingatan kita—yang membuat emosi primer itu menja-
            di emosi sekunder—berbeda-beda dan unik. Korteks prefrontal Anda
            me nyimpan banyak ingatan tentang rumah. Sistem limbik Anda mem-
            buat rumah itu menghela emosi Anda. Ingatan tentang rumah di mana
            ibu, bapak, adik, kakak, pernah hadir dalam masa lalu Anda yang da-
            lam  waktu-waktu  tertentu  merupakan  sumber  kekuatan  yang  maha
            dahsyat. Jangan heran, ketika kesusahan dan kesulitan mendera hidup
            Anda, rumah menjadi tempat kembali bagi perasaan indah Anda.     Buku ini tidak diperjualbelikan.

            408  Ini pasien pribadi yang merupakan teman sekelas saat SMA. Keluarganya memi-
              liki rumah besar dengan halaman luas persis di depan mesjid. Ketika kedua orang
              tua mereka wafat, kakak-kakaknya bersepakat untuk menjual rumah warisan itu
              dan hasilnya dibagi bersama. Ia menderita kecemasan (ansietas) dalam waktu
              yang cukup lama. Ada beberapa kajian tentang topik seperti ini yang debut den-
              gan beberapa istilah, seperti topophilia, sense of place, sense of community, place
              identity, dan place dependence. Kajian ini membahas hubungan antara Person,
              Place, dan Psychological dimension. Topik ini tidak dibahas dalam buku ini.

           190    Neurosains Spiritual: Hubungan ...
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214