Page 237 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 237
jukkan bahwa ghrelin (hormon kelaparan) mungkin memiliki peran.
Setelah dicerna, makanan yang dipenuhi lemak dan gula tampaknya
memiliki efek umpan balik yang mengurangi respons dan emosi ter-
kait stres. Makanan-makanan ini benar-benar merupakan makanan
‘penghibur’ karena mereka tampaknya dapat menangkal stres—dan
ini dapat berkontribusi pada keinginan orang-orang yang disebabkan
oleh stres untuk makanan tersebut. Dalam kondisi tertekan konsum-
471
si protein berubah menjadi konsumsi gula karena gula membuat rasa
senang segera datang.
Bahasan ini mengulas tentang ‘otak kedua’. Penyebutan otak kedua (the
second brain) adalah istilah yang cukup populer untuk melukiskan ten-
tang pelbagai hal terkait sistem pencernaan manusia.
Mengapa disebut ‘otak kedua’? Setidaknya ada tiga alasan untuk
itu.
1. Secara evolusi, otak kedua ini berkembang pada waktu yang sama
dengan ‘otak pertama’. Pembagian fungsi karena tuntutan ke-
hidupan membuat keduanya berevolusi bersama-sama.
2. Ada kemiripan anatomi, fisiologi, dan biokimia antara struktur
saraf dalam saluran pencernaan dan otak. Saraf vagus (saraf ke-10),
saraf terpanjang atau ‘saraf pengembara’ adalah salah satu elemen
yang memainkan peranan dalam hubungan otak pertama dan otak
kedua. Ajaib, karena serabut ke otak (aferen) saraf ini jumlah nya
jauh lebih banyak daripada serabut dari otak. Ini dapat ditafsirkan
bahwa melalui saraf vagus ini pengaruh usus ke otak lebih besar
dari pengaruh otak ke usus. Selain itu, melalui saraf vagus ini juga
kegiatan-kegiatan kontemplatif memengaruhi otak. Buku ini tidak diperjualbelikan.
471 “Why Stress Causes People to Overeat,” Harvard Health Publishing, 15 Februari
2021. https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/why-stress-causes-peo-
ple-to-overeat
218 Neurosains Spiritual: Hubungan ...