Page 415 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 415
Orang yang religius memiliki memori yang berbeda dengan orang
nonreligius. Hal ini disebabkan perbedaan keyakinan yang diajarkan
dan ri tual yang dipraktikkan. Baik ingatan perihal fase-fase kehidupan
atau ‘perjalanan waktu mental’ yang melukiskan suatu keadaan mental
pada waktu tertentu di masa lalu (disebut memori episodik) maupun
kata-kata, kalimat-kalimat atau pernyataan verbal (disebut memori
semantik) yang mewakili suatu keadaan, peristiwa atau fakta. Sebagai
contoh, dalam perjalanan hidupnya, seorang muslim melewati fase-fase
kehidupan yang ia dikenalkan perihal konsep dan praktik religius yang
spesifik yang diyakini memberikan efek positif dalam kehidupan. Iman
pada Allah, Rasulullah, Kitab suci, dan lainnya, diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari. Memori episodik berisi pengetahuan tentang
peristiwa yang dialami di masa lalu disertai kesadaran bahwa peristi-
wa itu terjadi di masa lalu. Misalnya, satu waktu di masa lalu ketika
seseorang pertama kali berpuasa dan mengaji. Memori episodik dapat
membuat seseorang—dengan kesadaran—mengalami ulang kejadian
di masa lalu. Ia dapat menghidupkan kembali kejadian masa lalunya.
Sebaliknya, memori semantik tidak disertai dengan kesadaran
untuk mengalami kembali masa lalu. Memori semantik adalah apa
yang dialami sebagai pengetahuan tanpa memperhatikan di mana dan
kapan pengetahuan itu diperoleh. Sebagian besar ingatan semantik
tidak merujuk pada diri, tetapi dapat juga berisi proposisi yang me-
ngungkapkan fakta tentang diri, misalnya saya rajin berdoa, saya ting-
gal dekat masjid, dan lain-lain. Ingatan perihal haramnya konsumsi
alkohol cukup sampai diingat, tapi tak perlu harus mengonsumsi alko-
hol lagi untuk memastikan efeknya. Kedua jenis memori ini—secara
fenomenal—menunjukkan kualitas yang berbeda. Mengetahui dan
mengalami (-nya lagi) adalah dua hal yang berbeda.
Kedua jenis memori ini akan menyatu membentuk memori auto- Buku ini tidak diperjualbelikan.
biografis yang berisi narasi dan kisah masa lalunya. Memori autobiogra-
fi mencerminkan keadaan kesadaran dan pengetahuan diri yang terus
maju dan memediasi kesadaran diri terus-menerus sepanjang waktu.
Hasil pemindaian dengan fMRI menunjukkan bahwa memori auto-
biografis adalah suatu proses neurokognitif yang dimediasi oleh sistem
fronto-temporo-parietal yang terdistribusi, dengan korteks prefrontal
396 Neurosains Spiritual: Hubungan ...