Page 418 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 418

memori dan pemantauan secara sadar diproses dalam cortex prefrontal
              medialis, dibandingkan respons emosional dalam sistem limbik. 945
                  Riset Ge dkk. (2009) berhipotesis iman dan ritual-ritual Kristen
              membantu pengikutnya untuk membentuk kesan tentang sifat-sifat
              Kristus  pada  yang  memercayainya.  Pada  mereka yang  percaya,  pe-
              manggilan ingatan episodik berlangsung pada tingkat minimum saat
              menilai sifat Yesus, mirip dengan penilaian sifat diri. Keadaan ini tidak
              terjadi pada mereka yang tidak percaya.
                  Dua eksperimen dilakukan untuk uji hipotesis tersebut, yakni eks-
              perimen perilaku dan eksperimen fMRI. Dari dua eksperimen yang
              dilakukan peneliti untuk menguji hipotesis tersebut peneliti menyim-
              pulkan bahwa penilaian sifat diri pada orang Kristen, relatif terhadap
              subjek nonreligius, ditandai dengan melemahnya stimulus terhadap ki-
              nerja neuron di cortex prefrontal medioventralis (vmPFC), tetapi terja-
              di peningkatan proses evaluatif dari di korteks prefrontal dorsalmedial
              (DMPFC). Kinerja otak ini terkait dengan pemanggilan ingatan episo-
              dik dan semantik.  Dasar pemikiran hipotesis tersebut menggunakan
                             946
              pendekatan theory of Mind dalam psikologi kognitif yang berkembang
              dalam 10 tahun terakhir. 947
                  Dua riset eksperimental ini—meski terbatas—menyodorkan
              bukti mekanisme top down dalam proses memahami dunia. Implikasi
              praktisnya, keimanan pada Tuhan (‘Tuhan dalam otak manusia’) dapat



              945  Azari dkk., “Neural Correlates of Religious Experience,”  European Journal of
                Neuroscience 13, no. 8 (2001): 1649–1652.
              946  Ge dkk., “Neurocognitive Processes of the Religious Leader in Christians,” Hu-
                man Brain Mapping  30, no. 12 (2009): 4012–4024. https://doi.org/10.1002/
                hbm.20825
              947  Theory of Mind: kemampuan untuk memahami pikiran, perasaan, emosi, dan
                lain sebagainya dari orang lain yang berbeda dengan diri sendiri. Kemampuan  Buku ini tidak diperjualbelikan.
                untuk memahami ‘jalan pikiran’ orang lain akan membantu seseorang untuk
                mengerti dan memahami mentapa seseorang bertindak seperti yang dilakukan-
                nya. Psikologi kognitif berkembang dari studi tentang cognition (problem solving,
                reasoning, membuat decision making), lalu ke metacognition (monitoring, plan-
                ning, evaluating, deciding) dan kini mempelajari Theory of Mind. Lihat Joseph
                LeDoux, The Deep History of Ourselves: The Four-Billion-Year Story of How We
                Got Conscious Brains (Viking, 2019), 327.


                                                                Belief  399
   413   414   415   416   417   418   419   420   421   422   423