Page 183 - A Man Called Ove
P. 183

A Man Called Ove

            akan dipenuhi makanan. Baginya itu tampak seperti rencana
            yang baik.

                Sementara perempuan itu memesan makanan, pramusaji
            tersenyum ramah. Ove tahu sekali yang dipikirkan pramusaji
            itu dan para pengunjung restoran lainnya ketika mereka
            masuk. Perempuan itu terlalu bagus untuk Ove, itulah yang
            mereka pikirkan. Dan Ove merasa sangat konyol. Sebagian
            besar karena dia menyetujui pendapat mereka sepenuhnya.
                Dengan sangat bersemangat, perempuan itu bercerita
            tentang studinya, tentang buku-buku yang pernah dibacanya
            atau  fi lm-film yang pernah ditontonnya. Dan ketika me-

            mandang Ove, dia membuat lelaki itu merasa, untuk kali
            pertama, bahwa dialah satu-satunya lelaki di dunia ini.

                Dan Ove punya cukup integritas untuk menyadari ini
            tidak benar, dia tidak bisa duduk di sini dan berbohong lagi.
            Jadi, dia berdeham, menghimpun segenap kemampuan,
            lalu menceritakan seluruh kebenaran itu. Dia sama sekali
            tidak sedang menjalani wajib militer dan sesungguhnya dia
            hanyalah petugas kebersihan kereta api berjantung cacat dan
            telah berbohong hanya karena teramat menikmati perjalanan
            kereta api bersama perempuan itu.
                Ove menyangka inilah satu-satunya makan malamnya
            bersama perempuan itu. Dia menganggap perempuan itu
            tidak patut makan malam bersama seorang penipu. Ketika
            sudah menyelesaikan ceritanya, Ove meletakkan serbet di
            meja dan mengeluarkan dompet untuk membayar.
                “Maaf,” gumamnya dengan wajah tersipu, dan dia sedikit
            menendang kaki kursinya, lalu mengimbuhkan dengan suara



                                       178
   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188