Page 188 - A Man Called Ove
P. 188
15
Lelaki Bernama Ove dan Kereta Api
yang Terlambat
LELAKI AGAK GEMUK DI BALIK Plexiglas itu memiliki rambut
yang disisir ke belakang dan lengan yang dipenuhi tato. Seakan
penampilan seperti kepala kejatuhan sekantong margarin itu
belum cukup, dia harus melapisi tubuhnya dengan coreng-
moreng juga. Bahkan, sejauh penglihatan Ove, tidak ada motif
yang layak di sana, yang ada hanyalah banyak pola. Apakah
itu sesuatu yang akan disetujui oleh orang dewasa dengan
keadaan pikiran yang sehat? Berkeliaran dengan sepasang
lengan mirip piama?
“Mesin tiketmu rusak,” kata Ove memberitahunya.
“Benarkah?” tanya lelaki di balik Plexiglas.
“Apa maksudmu dengan ‘benarkah’?”
“Maksudku .… Aku bertanya, rusakkah?”
“Baru saja kubilang, mesinnya rusak!”