Page 185 - A Man Called Ove
P. 185
A Man Called Ove
cara terbaik untuk membuat rumah itu berdiri di tempat yang
seharusnya. Lalu perempuan itu tidak mulai tertawa seperti
yang semula dipikirkan Ove. Perempuan itu berubah marah.
“Kalau begitu, mengapa itu tidak kau lakukan?” tanyanya
ingin tahu.
Ove tidak punya jawaban yang sangat bagus untuk
pertanyaan itu.
Pada hari Senin, perempuan itu datang ke rumah Ove
dengan membawa brosur kursus korespondensi untuk
mendapatkan kualifikasi dalam bidang teknik. Perempuan
tua pemilik rumah itu ternganga ketika melihat perempuan
muda cantik berjalan menaiki tangga dengan langkah-langkah
penuh percaya diri. Belakangan, dia menepuk punggung Ove
dan berbisik bahwa buket bunga itu mungkin investasi yang
sangat baik. Mau tak mau Ove setuju.
Ketika Ove masuk ke kamarnya, perempuan itu sedang
duduk di ranjangnya. Ove berdiri merajuk di ambang pintu
dengan tangan di dalam saku. Perempuan itu memandangnya
dan tertawa.
“Apakah kini kita berpacaran?” tanyanya.
“Euh, ya,” jawab Ove bimbang, “Kurasa bisa disebut
begitu.”
Lalu, itulah yang terjadi.
Perempuan itu menyerahkan brosurnya kepada Ove.
Itu kursus selama dua tahun, dan membuktikan bahwa
semua waktu yang dihabiskan Ove dengan belajar mengenai
pembangunan rumah ternyata tidak sia-sia seperti yang
pernah diyakininya. Mungkin Ove tidak begitu mampu untuk
180