Page 184 - A Man Called Ove
P. 184
Fredrik Backman
begitu rendah sehingga nyaris tak terdengar: “Aku hanya
ingin tahu bagaimana rasanya menjadi seseorang yang kau
pandang.”
Ketika Ove bangkit berdiri, perempuan itu menjulurkan
tangan dari seberang meja dan memegangi tangan Ove. “Aku
belum pernah mendengar kau mengucapkan begitu banyak
kata sebelumnya.” Perempuan itu tersenyum.
Ove menggumamkan sesuatu mengenai betapa hal
ini tidak mengubah semua fakta. Dia pembohong. Ketika
perempuan itu memintanya untuk duduk kembali, Ove
patuh dan kembali menjatuhkan tubuh ke kursi. Perempuan
itu tidak marah, seperti yang semula dipikirkan oleh Ove.
Perempuan itu mulai tertawa. Pada akhirnya, dia berkata
bahwa sesungguhnya tidak terlalu sulit untuk tahu bahwa
Ove tidak sedang menjalani wajib militer karena Ove tidak
pernah mengenakan seragam.
“Lagi pula, semua orang tahu bahwa tentara tidak pulang
pukul lima pada hari kerja.”
Ove tidak bisa dibilang secermat mata-mata Rusia,
imbuh perempuan itu. Dia menyimpulkan bahwa Ove punya
alasan untuk berbuat begitu. Dan dia menyukai cara Ove
mendengarkannya. Dan cara Ove saat membuatnya tertawa.
Dan itu, katanya, sudah lebih dari cukup untuknya.
Lalu perempuan itu bertanya, apa yang sesungguhnya
ingin dilakukan Ove dalam hidupnya, seandainya dia bisa
memilih apa pun yang diinginkannya. Ove menjawab,
bahkan tanpa berpikir panjang, dia ingin membangun rumah.
Mendirikannya. Menggambar rancangannya. Menghitung
179