Page 207 - A Man Called Ove
P. 207

A Man Called Ove

                Jumlah pertemuan Ove dengan ayah Sonja bisa dihitung
            dengan jari tangan. Lelaki tua itu tinggal jauh di utara, jauh
            di dalam hutan, rasanya seakan dia telah mempelajari peta
            semua pusat populasi di negerinya, sebelum menyimpulkan
            bahwa lokasi rumahnya berada sejauh mungkin dari tempat
            tinggal orang lain.

                Ibu Sonja meninggal sewaktu melahirkan. Ayah Sonja
            tidak pernah menikah lagi.
                “Aku punya istri. Saat ini, dia hanya sedang tidak di
            rumah,” semprotnya pada beberapa kesempatan, ketika ada
            yang berani bertanya.

                Sonja pindah ke kota setempat ketika mulai belajar untuk
            ujian SMA—semuanya mata pelajaran humaniora—di sebuah
            sekolah. Ayahnya memandangnya dengan kemarahan luar
            biasa ketika Sonja menyarankan agar ayahnya ikut pindah
            bersamanya. “Bisa apa aku di sana? Bertemu orang?” geram
            lelaki itu. Dia selalu mengucapkan kata “orang” seakan sedang
            menyumpah. Jadi, Sonja tidak mengusik ayahnya lagi. Selain
            kunjungan akhir pekan Sonja dan perjalanan bulanan dengan
            truk ke toko bahan makanan di desa terdekat, ayah Sonja
            hanya ditemani Ernest.
                Ernest adalah kucing peternakan terbesar di dunia.
            Semasa kecil, Sonja benar-benar menganggapnya kuda poni.
            Hewan itu datang dan pergi sesukanya, tapi tidak tinggal
            di rumah ayah Sonja. Sesungguhnya, tidak ada yang tahu
            di mana dia tinggal. Sonja menamakannya Ernest seperti
            Ernest Hemingway. Ayah Sonja tidak pernah memedulikan
            buku, tapi ketika putrinya duduk membaca surat kabar saat



                                       202
   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212