Page 224 - A Man Called Ove
P. 224

Fredrik Backman

                  Parvaneh menjerit singkat, berlari menghampiri Jimmy,
              menjauhkan si kucing darinya, lalu cepat-cepat menyelubungi
              hewan itu kembali dengan selimut.

                  “Kita harus pergi ke rumah sakit!” teriaknya.
                  “Aku dilarang memasuki rumah sakit,” jawab Ove tanpa
              berpikir panjang.

                  Ketika memandang ke arah Parvaneh dan melihat
              perempuan itu tampak siap melemparkan si kucing
              kepadanya, Ove kembali menunduk dan mengerang sedih.
              “Aku hanya ingin mati,” pikirnya sambil menekankan jari
              kaki ke salah satu papan lantai.
                  Papan itu sedikit meleyot. Ove mendongak memandang
              Jimmy. Lalu, memandang si kucing.
                  Mengamati lantai basah. Menggeleng-gelengkan kepala
              memandang Parvaneh.

                  “Kalau begitu, kita harus memakai mobilku,” gumam
              Ove.
                  “Tapi, aku tidak akan menyetir mobilku ke sini karena
              itu dilara—”
                  Parvaneh menyelanya dengan beberapa kata bahasa
              Farsi yang tidak bisa dipahami Ove. Bagaimanapun, Ove
              menganggap kata-kata itu terlalu dramatis. Parvaneh
              membalut si kucing lebih rapat dalam selimut dan berjalan
              melewati Ove menuju salju.

                  “Kau tahu, peraturan adalah peraturan,” kata Ove garang
              ketika Parvaneh berjalan ke area parkir. Namun, perempuan
              itu tidak menjawab.



                                        219
   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229