Page 228 - A Man Called Ove
P. 228
Fredrik Backman
mengangguk. Tidak tahu apa yang diharapkan darinya untuk
dikatakan. Lalu, dia pergi keluar untuk melihat apakah ada
sesuatu di truk yang perlu diotak-atik.
Pada hari keempat, Sonja turun dari ranjang. Dia mulai
membersihkan pondok dengan energi gila-gilaan sedemikian
rupa sehingga Ove menyingkir darinya dengan cara yang
sama seperti orang bijak menghindari tornado yang mendekat.
Dia berkeliaran di tanah pertanian, mencari hal-hal yang
bisa dilakukan. Membangun kembali gudang kayu yang
roboh dalam salah satu badai musim dingin. Pada hari-hari
selanjutnya, dia mengisi gudang itu dengan kayu yang baru
saja dipotong. Memangkas rumput. Menebang dahan-dahan
yang menjorok dari hutan di sekeliling. Larut malam pada
hari keenam, mereka menelepon dari toko bahan makanan.
Tentu saja semua orang menyebutnya sebagai kecelakaan.
Namun, tak seorang pun yang pernah berjumpa dengan Ernest
percaya bahwa hewan itu berlari menyongsong sebuah mobil
secara tidak disengaja. Kepedihan mengakibatkan hal-hal
aneh pada makhluk hidup. Malam itu, Ove menyetir lebih
cepat dibanding yang pernah dilakukannya di jalanan. Sonja
memegangi kepala besar Ernest di sepanjang perjalanan.
Kucing itu masih bernapas ketika mereka tiba di dokter
hewan, tapi cederanya terlalu serius dan dia kehilangan
darah terlalu banyak.
Setelah dua jam meringkuk di sisi Ernest, di kamar
operasi, Sonja mencium kening lebar kucing itu dan berbisik,
“Selamat tinggal, Ernest tersayang.” Lalu, seakan kata-kata
yang keluar dari bibirnya berbalut pusaran awan: “Dan
selamat tinggal kepadamu, Ayahku Tercinta.”
223