Page 232 - A Man Called Ove
P. 232

Fredrik Backman

              dengan kecurigaan yang biasanya dicadangkan untuk kucing
              yang memencet bel pintu dengan membawa Alkitab, seperti
              seorang Saksi Yehovah.

                  “Kurasa kau mengharapkan makanan,” gumam Ove
              pada akhirnya.
                  Si kucing tidak menjawab. Dia hanya menggigiti petak-
              petak bulunya yang tersisa dan menjilati salah satu telapak
              kakinya dengan santai.

                  “Tapi di rumah ini kau tidak boleh bermalas-malasan
              saja seperti semacam konsultan, dan mengharapkan burung
              pipit goreng terbang ke mulutmu.”
                  Ove pergi ke bak cuci piring. Menyalakan mesin pembuat
              kopi. Menengok arloji. Memandang si kucing. Setelah
              meninggalkan rumah sakit, Parvaneh berhasil menghubungi
              seorang teman yang tampaknya dokter hewan. Dokter hewan
              itu datang memeriksa si kucing dan menyimpulkan adanya
              “radang dingin serius dan malnutrisi parah”. Lalu, dia
              memberi Ove daftar panjang instruksi mengenai apa yang
              harus disantap oleh si kucing dan perawatannya secara umum.
                  “Aku tidak menjalankan perusahaan perbaikan kucing,”
              jelas Ove kepada si kucing. “Kau hanya ada di sini karena
              aku tidak bisa memberikan pengertian kepada perempuan
              hamil itu.” Dia mengangguk ke seberang ruang duduk, ke
              arah jendela yang menghadap rumah Parvaneh.

                  Si kucing, yang menyibukkan diri dengan berupaya
              menjilati salah satu matanya, tidak menjawab.
                  Ove menjulurkan empat kaus kaki mungil ke arahnya.
              Dia mendapat kaus kaki itu dari dokter hewan. Tampaknya,


                                        227
   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237