Page 233 - A Man Called Ove
P. 233

A Man Called Ove

            Kucing Menjengkelkan memerlukan olahraga melebihi
            segala hal lainnya, dan Ove bisa membantu mewujudkan
            itu. Semakin jauh cakar-cakar itu dari kertas pelapis dinding,
            akan semakin baik. Itulah pertimbangan Ove.

                “Pakai ini, lalu kita bisa pergi. Aku terlambat!”
                Si kucing bangkit berdiri perlahan-lahan, berjalan
            dengan langkah-langkah panjang dan canggung menuju
            pintu. Seakan sedang berjalan di atas karpet merah. Mulanya,
            dia memandang kaus kaki itu dengan bimbang, tapi tidak
            terlalu rewel ketika dengan agak kasar Ove memakaikan
            keempat kaus kaki itu. Ketika sudah selesai, Ove bangkit
            berdiri dan mengamati si kucing dari atas hingga bawah.
            Lalu menggeleng-gelengkan kepala. Kucing berkaus kaki—
            itu sangat tidak alami. Si kucing, yang kini berdiri di sana
            mengamati pakaian barunya, mendadak tampak teramat
            senang dengan dirinya sendiri.

                Ove menempuh putaran tambahan di ujung jalan setapak.
            Di luar rumah Anita dan Rune, dia memungut puntung rokok.
            Dia menggulirkan benda itu di antara jemari tangannya. Lelaki
            pengemudi Skoda dari dewan kota itu tampak menyetir di
            daerah ini seakan dialah pemiliknya. Ove menyumpah dan
            memasukkan puntung itu ke saku.


            Setibanya di rumah, dengan enggan Ove memberi makan
            hewan malang itu, dan begitu selesai dia mengumumkan
            bahwa mereka harus menjalankan tugas. Mungkin Ove telah
            dipaksa tinggal bersama makhluk mungil ini untuk sementara
            waktu, tapi sungguh sialan jika dia membiarkan hewan liar itu
            sendirian di rumahnya. Jadi, si kucing harus ikut bersamanya.

                                       228
   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238