Page 229 - A Man Called Ove
P. 229
A Man Called Ove
Kucing itu pun memejamkan mata dan mati.
Ketika keluar dari ruang tunggu, Sonja menekankan
keningnya di dada bidang Ove.
“Aku merasakan kehilangan yang begitu besar, Ove.
Begitu kehilangan, seakan jantungku berdetak di luar tubuh.”
Mereka berdiri dalam keheningan untuk waktu lama
sambil berpelukan. Dan akhirnya, Sonja mengangkat wajah,
memandang lurus ke dalam mata Ove dengan sangat serius.
“Kini kau harus mencintaiku dua kali lipat,” katanya.
Lalu, Ove berbohong kepadanya untuk kedua—dan
kali terakhir: dia mengiyakan. Walaupun dia tahu, mustahil
baginya mencintai Sonja melebihi apa yang telah dilakukannya.
Mereka menguburkan Ernest di samping danau, tempat
Ove dulu biasa pergi memancing bersama ayah Sonja. Pastor
ada di sana untuk membacakan berkatnya. Setelah itu, Ove
memuati Saab dan mereka kembali berkendara melewati
jalanan-jalanan kecil, dengan kepala Sonja bersandar di bahu
Ove.
Di tengah perjalanan, Ove berhenti di kota kecil pertama
yang mereka lewati. Sonja telah mengatur pertemuan dengan
seseorang di sana. Ove tidak tahu siapa. Itu salah satu sifat
yang paling dihargai Sonja dari Ove, begitulah yang sering
dikatakan Sonja setelah peristiwa itu. Dia tidak mengenal
orang lain yang bisa duduk di dalam mobil selama satu jam,
menunggu, tanpa menuntut untuk tahu apa yang sedang
ditunggunya atau berapa lama dia harus menunggu. Bukan
berarti Ove tidak mengeluh karena mengeluh adalah satu
hal yang sangat dikuasainya. Terutama jika dia yang harus
224