Page 240 - A Man Called Ove
P. 240
Fredrik Backman
menurunkan kembali suhu semua radiator. Sonja juga makan
pisang dalam jumlah sedemikian rupa sehingga orang di
pasar swalayan pasti mengira Ove sudah membuka kebun
binatang.
“Hormon-hormon sedang berperang,” kata Rune sambil
mengangguk bijak, pada salah satu malam ketika dia dan Ove
duduk di ruang terbuka, di belakang rumah. Sementara kedua
perempuan itu tetap berada di dapur Ove, membicarakan
apa pun yang dibicarakan oleh kaum perempuan.
Rune bercerita bahwa kemarin dia mendapati Anita
sedang menangis habis-habisan di samping radio, hanya
karena “lagunya bagus”.
“Lagunya … bagus?” tanya Ove kebingungan.
“Lagunya bagus,” jawab Rune.
Kedua lelaki itu menggeleng-gelengkan kepala, sama-
sama tidak percaya dan menatap ke dalam kegelapan. Duduk
dalam keheningan.
“Rumputnya perlu dipangkas,” kata Rune, pada akhirnya.
“Aku membeli pisau-pisau baru untuk mesin pemotong
rumput.” Ove mengangguk.
“Berapa harga pisau-pisau itu?”
Maka, persahabatan mereka berlanjut.
Pada malam hari, Sonja memutar musik untuk perutnya
karena katanya itu membuat janin bergerak. Biasanya, ketika
Sonja sedang melakukan hal itu, Ove hanya duduk saja di kursi
berlengan di sisi lain ruangan dan berpura-pura menonton
televisi. Di pikiran terdalamnya, Ove mengkhawatirkan apa
235