Page 242 - A Man Called Ove
P. 242
Fredrik Backman
tetangga baru itu mulai berpikir ada semacam kegiatan ilegal
sedang berlangsung di sini”.
Ove setuju bahwa dia sebaiknya mematuhi saja perkataan
Rune. Jadi, begitulah. Mereka tidak banyak bicara ketika
sedang bekerja, tapi saling membantu dengan gambar,
pengukuran sudut, dan memastikan pojok-pojoknya lurus
dan dibuat dengan benar. Dan, larut malam pada suatu hari,
ketika kehamilan Anita dan Sonja menginjak usia empat bulan,
dua ranjang bayi biru muda terpasang dalam kamar bayi
yang telah disiapkan di rumah bandar mereka.
“Kita bisa mengampelasnya dan mengecat-ulang
dengan warna dadu jika bayinya perempuan,” gumam Ove
ketika menunjukkan ranjang bayi itu kepada Sonja. Sonja
memeluknya, dan Ove merasakan lehernya basah kuyup
oleh air mata Sonja. Hormon-hormon yang benar-benar tidak
rasional.
“Aku ingin kau melamarku menjadi istrimu,” bisik Sonja.
Jadi, begitulah. Mereka menikah di Catatan Sipil dengan
sangat sederhana. Mereka sama-sama tidak punya keluarga,
jadi hanya Rune dan Anita yang datang. Sonja dan Ove
memasang cincin kawin, kemudian mereka berempat pergi
ke restoran. Ove yang membayar, tapi Rune membantu
mengecek tagihan untuk memastikan hitungannya “benar”.
Tentu saja tidak. Jadi, setelah berunding dengan pramusaji
selama kira-kira satu jam, kedua lelaki itu berhasil meyakinkan
pramusaji untuk memangkas tagihan hingga setengahnya,
atau mereka akan “melaporkannya”. Jelas, sedikit kabur siapa
tepatnya yang akan melaporkan siapa dan untuk apa. Namun
237