Page 245 - A Man Called Ove
P. 245
A Man Called Ove
Ove jatuh pada sesuatu di belakang perempuan itu. Lalu,
matanya menyipit.
“Dasar keparat,” gumamnya.
“Ya … aku ingin bertanya kep—” kata perempuan itu
memulai dengan serius, tapi Ove sudah berjalan melewatinya
dan mulai berlari menuju Skoda putih yang muncul di
samping area parkir dan mulai melaju menuju rumah-rumah.
Perempuan berkacamata itu terkejut ketika Ove menerjang
dan menggedor-gedor jendela mobil. Demikian kagetnya
sehingga dia melemparkan arsip dokumen-dokumen ke
mukanya sendiri. Sebaliknya, lelaki berkemeja putih tetap
bergeming. Dia membuka kaca jendela.
“Ya?” tanyanya.
“Lalu lintas kendaraan dilarang di area permukiman,”
desis Ove sambil menunjuk rumah-rumah satu per satu,
Skoda, lelaki berkemeja putih, dan area parkir.
“Di Asosiasi Warga ini, kami parkir di area parkir!”
Lelaki berkemeja putih memandang rumah-rumah
itu, memandang area parkir, lalu memandang Ove. “Aku
mendapat izin dari dewan kota untuk menyetir ke rumah-
rumah itu. Jadi, aku harus memintamu untuk minggir.”
Ove begitu berang oleh jawaban ini sehingga perlu waktu
berdetik-detik hanya untuk menyusun beberapa kata makian
saja sebagai jawaban. Sementara itu, lelaki berkemeja putih
telah mengambil pak rokok dari dasbor, yang lalu diketuk-
ketukkannya di celana panjangnya.
“Maukah kau menyingkir?” tanyanya kepada Ove.
240