Page 248 - A Man Called Ove
P. 248

Fredrik Backman

                  Perempuan itu mundur satu langkah. Menyingkirkan
              beberapa helai rambut dari wajah tanpa mengalihkan mata
              dari tangan terkepal Ove.

                  “Aku bekerja untuk surat kabar lokal … kami
              mewawancarai orang-orang di peron mengenai bagaimana
              kau menyelamatkan lelaki itu ….”
                  “Bagaimana kau bisa tahu namaku?” tanya Ove lagi,
              suaranya bergetar oleh kemarahan.

                  “Kau menggunakan kartu ketika membayar tiket kereta
              api. Aku memeriksa kuitansi-kuitansi di kasir,” jawabnya
              sambil mundur beberapa langkah lagi.
                  “Dan lelaki itu!!! Bagaimana DIA bisa tahu namaku?”
              bentak Ove sambil melambai-lambaikan tangan ke arah
              kepergian Skoda itu, dengan pembuluh-pembuluh darah
              di kening bertonjolan.
                  “Aku … tidak tahu,” jawab perempuan itu.

                  Ove bernapas tersengal-sengal lewat hidung dan
              menusuk perempuan itu dengan pandangannya. Seakan
              berupaya melihat apakah dia berbohong.
                  “Aku sama sekali tidak tahu, aku tidak pernah melihat
              lelaki itu sebelumnya,” kata perempuan itu.
                  Ove menghunjamkan matanya semakin dalam. Akhirnya,
              dia mengangguk muram kepada dirinya sendiri. Lalu dia
              berbalik dan berjalan menuju rumahnya. Perempuan itu
              memanggilnya, tapi dia tidak bereaksi. Si kucing mengikuti
              Ove ke dalam lorong. Ove menutup pintu. Agak jauh di jalanan
              itu, lelaki berkemeja putih dan perempuan berkacamata
              memencet bel pintu rumah Anita dan Rune.


                                        243
   243   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253