Page 259 - A Man Called Ove
P. 259
A Man Called Ove
dia membuka pintu dan meletakkan telunjuk di bibir,
membungkam perempuan itu. Seakan pada momen
berikutnya, Ove akan mengatakan bahwa sesungguhnya
tempat ini adalah perpustakaan.
Perempuan itu berupaya menyeringai kepada Ove,
melambai-lambaikan sesuatu yang secara naluriah dianggap
Ove sebagai semacam kamera. Atau sesuatu yang lain. Tidak
begitu mudah lagi untuk mengetahui seperti apa penampilan
kamera dalam masyarakat sialan ini.
Lalu, perempuan itu berupaya melangkah ke dalam
lorong. Mungkin seharusnya dia tidak melakukan hal itu.
Ove mengangkat sebelah tangan besarnya dan secara
refleks mendorong perempuan itu kembali melewati ambang
pintu sehingga nyaris terjerembap ke salju.
“Aku tidak ingin apa-apa,” kata Ove.
Perempuan itu memulihkan keseimbangan dan melambai-
lambaikan kamera pada Ove sambil meneriakkan sesuatu.
Ove tidak mendengarkan. Dia memandang kamera itu seakan
memandang senjata, lalu memutuskan kabur. Jelas orang ini
tidak masuk akal.
Jadi, si kucing dan Ove melangkah keluar dari pintu,
mengunci pintu, lalu berjalan secepat mungkin menuju area
parkir. Perempuan jurnalis itu berlari-lari kecil di belakang
mereka.
Agar benar-benar jelas, tidak ada bagian dari peristiwa ini
yang berhubungan dengan alasan mengapa Ove kini duduk di
luar rumah sakit. Namun, lima belas menit kemudian, ketika
254