Page 261 - A Man Called Ove
P. 261
A Man Called Ove
“Ya, ya. Tapi aku tidak melakukannya dengan sengaja,
demi Tuhan,” gumam Ove sambil melepaskan diri dari
cengkeraman Parvaneh.
Parvaneh menggeleng-gelengkan kepala.
“Tidak dengan sengaja?”
“Ya, tidak dengan sengaja,” jawab Ove, seakan ini
seharusnya mengakhiri diskusi itu.
Ketika melihat bahwa Parvaneh jelas mengharapkan
semacam penjelasan, dia menggaruk-garuk kepala dan
mendesah.
“Dia. Yah. Dia salah seorang jurnalis. Sialan, bukan aku
yang mengurungnya di dalam sana. Aku hendak mengurung
diriku sendiri dan si kucing di dalam sana, tapi kemudian
dia mengikuti kami. Dan, kau tahulah. Segalanya berjalan
dengan sendirinya.”
Parvaneh mulai memijat-mijat pelipis. “Aku tidak bisa
menangani hal….”
“Nakal,” kata si gadis tiga tahun sambil menggoyang-
goyang telunjuk di depan Ove.
“Halo?” tanya pintu garasi.
“Tidak ada orang di sini!” desis Ove menjawab.
“Tapi aku bisa mendengarmu!” kata pintu garasi.
Ove mendesah dan memandang Parvaneh dengan putus
asa. Seakan dia hendak berteriak: “Kau dengar itu? Bahkan
pintu garasi pun mengajakku bicara belakangan ini.”
Parvaneh mengisyaratkan Ove untuk minggir, berjalan ke
pintu, mencondongkan wajah ke dekat pintu, dan mengetuk
256