Page 361 - A Man Called Ove
P. 361

A Man Called Ove

            mengangkat lengan. Dia membiarkan sepasang tangannya
            meluncur ke dalam saku, lalu berjalan pulang. Namun baru
            saja dia menutup pintu, seseorang mulai menggedor-gedor
            pintu itu lagi.

                “Mereka akan membawa pergi Rune dari Anita,” kata
            Parvaneh panik sambil menarik pintu hingga terbuka, bahkan
            sebelum Ove meraih pegangannya.
                “Bah,” dengus Ove lelah.

                Kepasrahan dalam suaranya jelas mengejutkan Parvaneh
            dan Anita yang berdiri di belakangnya. Mungkin kepasrahan
            itu juga mengejutkan Ove. Dia menghela napas cepat lewat
            hidung. Memandang Anita. Perempuan itu lebih pucat dan
            cekung daripada biasanya, matanya merah, bengkak.
                “Mereka mengatakan akan datang menjemput Rune
            pekan ini, dan mengatakan aku tidak sanggup merawat Rune
            sendirian,” kata Anita dengan suara yang begitu rapuh, hingga
            nyaris gagal melewati bibirnya.
                “Kita harus melakukan sesuatu!” teriak Parvaneh sambil
            mencengkeram Ove.

                Ove menyentakkan lengan dan menghindari tatapan
            Parvaneh.
                “Bah! Mereka tidak akan datang menjemput Rune hingga
            bertahun-tahun. Ini akan melalui proses banding, lalu akan
            melewati semua sampah birokrasi itu,” kata Ove.
                Dia berupaya kedengaran lebih yakin dan percaya diri
            daripada yang sesungguhnya dirasakannya. Namun dia
            tidak punya kekuatan untuk memedulikan seperti apa dia
            kedengarannya. Dia hanya ingin mereka pergi.


                                       356
   356   357   358   359   360   361   362   363   364   365   366