Page 133 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 133
Elen juga membawa makanan yang cukup banyak, lebih dari
cukup untuk menambah menu makan malam mereka. Kedatangan anak
dan cucunya tak pelak membuat rumah sempit mereka semakin terasa
sempit dan penuh.
Keluarga itu teramat bahagia meskipun Yongki tidak bisa
merayakan natal bersama-sama.
Yossi mengeluarkan kursi dan meja ke luar rumah. Sementara di rumah
hanya di pasang karpet yang hanya dikeluarkan sesekali saat ada acara di
rumah. Rumah lebih lapang untuk anak-anak Elen. Dan mereka senang
bisa berkumpul bersama kakek dan neneknya. Kaki kaki kecil mereka
berlarian kesana kemari tiada henti. Rumah yang biasanya sepi itu
teramat ramai dengan teriakan, jeritan dan tawa anak-anak.
Daud menemani cucu-cucunya menyalakan kembang api di
tepi pantai. Ada puluhan anak-anak melakukan hal yang sama. Mereka
anak-anak kampung Malalayang. Daud dan cucunya membaur dengan
keceriaan mereka semua. Kerlip kembang api berwarna-warni menghiasi
langit membelah langit biru yang bersih dan terang. Teriakan anak-anak
menambah ramai suasana pantai.
Satu jam berikutnya, Sutriani mengajak cucunya pulang.
Mereka makan malam bersama dengan menu makanan yang beragam.
Hampir semua makanan khas natal disajikan. Elen telah bersusah payah
memasak untuk menyenangkan orangtuanya. Mereka makan dengan
lahap sambil berbincang-bincang.
Malamnya seusai bersantap, Rudi mengajak mertua dan adik
iparnya berjalan-jalan. Kebetulan Rudi membawa mobil temannya yang
bisa dipinjam untuk semalaman.
Mobil kijang tua keluaran tahun 80an berjalan pelan menyusuri
jalanan yang ramai dan penuh dengan mobil. Malam natal membuat
jalanan penuh dan bisa dipastikan terjadi kemacetan. Semua warga
tumpah ruah di jalan setelah menyelesaikan kebaktian di gereja. Angkuta
dengan lampu kelap kelipnya menambah semarak jalanan.
Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com 133