Page 137 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 137
ditawar lagi.
“Sudah, Pa. Tinggal Yossi yang masih di depan TV,” kata Elen.
Dari dalam rumah terdengar suara televisi masih menyala. Elen
teringat masa kecilnya. Bersama kakak dan adiknya, ia biasa menonton
televisi sampai tertidur di karpet. Kadang-kadang mamanya tidak
membangunkan, hanya memberikan bantal kepada ketiga anaknya dan
menyelimuti anak-anak yang tertidur pulas. Mereka hanya mempunyai
satu kamar yang biasa digunakan Sutriani dan Elen. Sementara Yongki
dan Yossi biasa tidur di depan televisi. Siang hari Daud juga tidurnya di
depan televisi. Tidak ada tempat lain di rumah mereka yang sederhana
ini. Ia senang berdesak-desakan dengan kakak dan adiknya. Mereka
selalu bercanda dan bermain-main bahkan sampai mereka tertidur
setelah melihat siaran televisi. Saat Elen masih kecil, ayahnya hanya
mampu membelikan televisi hitam putih. Sekarang televisi itu sudah
berganti menjadi berwarna. Sejak kecil ia sudah terbiasa hidup dalam
kesederhanaan bahkan tidak hanya sesekali merasakan kekurangan.
Daud dan Sutriani berhasil mendidik Elen dan saudaranya untuk
menerima keadaan apa adanya dan tidak malu dengan kehidupan
mereka yang sederhana. Yang penting tidak mencuri dan berbuat yang
merugikan orang lain. Selama itu kalian kerjakan, tidak ada alasan untuk
malu, begitu selalu nasihat Daud kepada ketiga anaknya.
Saat beranjak remaja Elen pernah merasakan malu dengan
keadaan keluarganya yang sederhana. Berkali-kali ia menolak
kedatangan teman-temannya. Elen selalu beralasan banyak hal hanya
untuk menolak kunjungan teman sekolahnya. Bahkan saat ada teman
laki-laki yang menyukai dirinya, Elen tetap menolak kunjungan ke rumah.
Tak banyak teman sekolahnya. Hanya teman di kampung sebelah yang
beberapa kali main ke rumah. Selebihnya Elen nyaris tidak mempunyai
teman. Setelah kelas 3 SMA, ia baru tersadar kalau tidak ada gunanya dia
menutup diri terus menerus. Elen mulai terbuka dengan keadaan dirinya
sendiri. ia mulai membutuhkan teman-teman. Dan sejak saat itu Elen
tidak sungkan lagi dengan membuka kemiskinan keluarganya di depan
teman sekolah. Ada beberapa teman sekolahnya yang main ke rumah.
Terkadang ia yang main ke rumah temannya. Tetapi itu jarang dilakukan
Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com 137