Page 142 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 142

“Tuh,  khan.  Apa  Papa  bilang.  Mama  harusnya  istirahat.  Kalau
        sudah begini, Mama sendiri yang repot,” kata Daud lagi.
               “Kemarin Mama sudah  merasa enak. Makanya berani  untuk
        pergi kesana kemari,” jelas Sutriani sambil tertawa kecil.  ”Badan sudah
        tua macam Mama ini memang wajar kalau sakit-sakitan khan Pa. Biar
        saja, toh sebentar lagi juga sembuh.”
               “Iya, tapi Mama kemarin terlalu memaksakan diri,” sungut Daud
        tidak setuju.
               “Hahaha…masak natalan setahun sekali mau dilewatkan, Pa. Ah
        Papa ini terlalu khawatir saja,” sahut Sutriani.
               “Besok  lebih  baik  kita  ke  Rumah  Sakit  saja,  Ma.  Pasti  disana
        lebih  lengkap  peralatannya,  jadi  sekalian  bisa  dironsent.  Papa  kuatir
        penyakit Mama kalau  ternyata lebih  berat dari  dugaan  dokter.  Papa
        sudah mencari informasi untuk mengurus anggota Jamkesda saja, biar
        kita perlu membayar ongkos dokter. Mungkin besok Papa coba urus ke
        kelurahan.”
               “Terserah Papa saja. Mama mau istirahat dulu.”
               Daud  meninggalkan  istrinya  dan  beranjak  menuju  rumah  pak
        RT. Semua kelengkapan administrasi seperti KTP, KK sudah dibawa. Baru
        saat ini Daud memikirkan perlunya keluarganya masuk daftar anggota
        Jamkesda. Selama ini keluarga Daud tidak mendapatkan Jamkesda dan
        Daud sendiri tidak pernah protes. Untung saja selama ini keluarganya
        tidak pernah sakit parah dan membutuhkan biaya berobat. Jadi Daud
        merasa tidak perlu protes karena tidak masuk anggota Jamkesda.
               Tetapi saat ini lain.  Firasat Daud mengatakan istrinya menderita
        sakit  cukup berat,  sehinggga mau tidak mau ia harus mengurus hak
        kesehatannya. Toh keluarga Daud dan semua nelayan Malalayang masuk
        ketagori keluarga pra sejahtera seperti yang dulu pernah disampaikan
        Pak Lurah. Kalau dulu keluarganya belum terdaftar karena kuota habis,
        maka saat ini Daud harus mendesak Pak Lurah untuk membantunya.
                                          **
               Daud  duduk  di  depan  Pak  Lurah  di  kantornya  yang  sejuk.
        Ruangan kerja Pak Lurah bagus, rapi, bersih dan luas. Beda jauh dengan
        rumah  nelayan  Malalayang yang sangat sederhana.  Penjelasan  Pak


        142                                 Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147