Page 147 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 147

Jalan raya terang benderang oleh ribuan lampu yang terpasang
        dengan  warna-warni  menyolok.  Suara terompet terdengar di  sana
        sini meskipun tengah malam masih beberapa jam lagi. Anak-anak dan
        orangtua membaur menjadi satu saling meniup terompet yang ditiup
        dengan bergantian.
               Sutriani tertawa dan mengangguk senang saat Daud membelikan
        sebuah terompet berbentuk naga. Setengah mengoda suaminya, suara
        terompet di tiupkan tepat di depan Daud yang membuatnya terlonjak
        kaget.  Sutriani  dan  Yossi  tertawa  hampir  bersamaan.  Mereka  bertiga
        tertawa-tawa sambil  berjalan  membaur dengan  ratusan  orang.  Yossi
        membeli tiga bungkus kacang rebus yang masih hangat. Baunya yang
        khas ditambah dengan asap yang masih mengepul membuat mereka
        duduk di pinggir jalan untuk menikmati.
               Hingar  bingar  malam  terasa berlalu begitu cepat. Saat jam
        menunjukan  mendekati  pergantian  malam  suasana  lebih  ramai  lagi.
        Ribuan  orang  berdatangan  dan  berlalu  lalang.   Tepat jam 00, saat
        terdengar  suara  sirine  yang  menandakan  pergantian  tahun  baru,
        terdengar jeritan dan sorak sorai disertai suara terompet memekakkan
        telingga. Terompet kembali bersahut-sahutan tanpa irama tetapi tetap
        enak di dengarkan. Sutriani berulangkali meniup terompetnya mengikuti
        tiupan  terompet  orang-orang.  Rasanya  selama  ini  belum  pernah  ia
        merasakan tahun  baru yang semeriah dan seramai sekarang.


               Anak beranak itu pulang sekitar jam 1 dinihari dengan perasaan
        senang dan rasa puas.Yossi berulangkali menguap menandakan kantuk
        sudah  menjemputnya.  Daud  terlihat  sekali  menguap.  Tetapi  entah
        mengapa Sutriani  belum    terserang kantuk. Padahal biasanya dia
        tertidur sebelum pukul 9 malam. Kantuk dan capek yang biasa datang
        lebih  cepat  belum  juga  menyapanya.  Bahkan  saat  Yossi  sudah  tidur
        pulas dan Daud merokok di depan rumah, Sutriani belum mampu tidur.
        Berulangkali  badannya bergerak-gerak untuk menghilangkan  penat.
        Berharap  kantuk segera datang.  Sutriani  berusaha  menahan  batuk
        yang  muncul.  Toh  batuknya  tetap  keluar  dengan  lebih  sering.  Obat
        gosoknya tidak mampu lagi menahan rara gatal di tenggorokannya. Air


        Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com                   147
   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152