Page 144 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 144
nelayan masih asyik dengan kunjungan keluarga dan merayakan natal,
Daud sudah berkutat dengan pancing dan jaring. Bagi Daud, berlibur
lebih dari satu minggu, selain membuat kantongnya hampir menipis
juga badannya terasa pegal-pegal. Selama ini, melaut menjadi sarana
untuk bekerja dan sekaligus berolahraga.
Sebenarnya selama perayaan natal, Daud tidak benar-benar
berlibur, karena sesekali ia masih mencari ikan di siang hari. Tidak terlalu
jauh ke laut dan hanya dua sampai tiga jam saja. Selain itu, meskipun
lelah berkunjung ke sana kemari, di malam hari Daud tetap melaut.
Daud bukan lelaki tamak, hasil melautnya sebagian disiapkan
untuk diberikan ke tetangga dekatnya. Saat perayaan natal, tidak banyak
yang suka memasak ikan. Tenaga mereka sudah terkuras untuk memasak
hidangan natal. Lidah mereka juga ingin selalu mencicipi makanan khas
natal, bukan ikan yang setiap hari mereka santap. Tetapi ia tetap saja
membagikan sedikit ikan buat tetangganya yang minta. Terkadang ada
saja yang ingin memasak ikan terutama karena sudah hampir sebulan
selalu disajikan masakan natal.
“Kak, sudah menjemur ikan?” tanya Meike setengah berteriak
dari depan rumahnya. Masih ada beberapa anak-anak kecil saudara
jauh Meiki yang tinggal di rumah mereka. Biasanya mereka akan pulang
setelah tahun baru. Perayaan malam tahun baru di Manado memang
meriah, sehingga menarik minat orang-orang untuk merayakannya.
“Iya, Mei, kasihan kalau tidak segera dijemur. Sudah pasti akan
busuk. Terlalu banyak ikannya,” tutur Sutriani.
Sesekali tangannya membalik-balik ikan mengunakan centhong nasi
yang terbuat dari kayu. Sutriani berdo’a dalam hati agar hari ini tetap
ada panas dan berharap ikannya bisa kering.
Keringat mulai bercucuran di keningnya, membuat Sutriani
berkali-kali mengeringkan mengunakan handuk kecil yang sudah
setengah lembab. Biasanya topi lebar yang terbuat dari bambu sangat
membantunya menghindarkan dari panas yang menyengat. Tetapi hari
belum terlalu panas, Sutriani sudah merasakan kepanasan dan kelelahan.
Aneh, batinnya.
“Matahari belum terlalu panas, Kak.” lanjut Meike. Kepalanya
144 Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com