Page 139 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 139

dengan masalah yang di rasakannya. Kadang-kadang Elen melihat ibunya
        memegang  dada  dan  setelah  itu  terbatuk-batuk  cukup  lama.  Ketika
        pernah dipergoki Elen, ibunya pura-pura sedang membersihkan kotoran
        baju di bagian dada. Ibunya selalu mengelak dan mengatakan kalau baik-
        baik saja.
               “Begitulah  mamamu.  Tidak  mau kita semua ikut memikirkan
        penyakitnya.  Mamamu  juga  sulit  untuk  diminta  istirahat.  Selalu  kerja
        keras.”
               “Pa,  seharusnya  Mama  lebih  banyak  istirahat.  Lagipula  Yossi
        sebentar lagi lulus. Papa dan Mama bisa bekerja lebih santai sedikit,”
        usul Elen.
        Hanya seperti itu yang bisa dia usulkan karena Elen sadar kalau tidak bisa
        banyak  membantu. Ia sendiri juga hidup pas-pasan. Tidak mempunyai
        rejeki berlebih, sehingga jarang membantu biaya sekolah Yossi. Untuk
        meminta ibu  berhenti bekerja jelas tidak mungkin. Ia belum mampu
        memberikan uang sebagai penganti penghasilan ibunya.
               “Elen  benar,  Pa. Mama  terlalu bekerja  keras. Sudah  saatnya
        istirahat dan lebih santai,” tambah Rudi.
               “Kita rasa begitu. Apalagi setelah mamamu berobat rutin. Tetapi
        kadang-kadang  sulit  meminta  mamamu  untuk  istirahat.“  keluh  Daud.
        “Setiap hari masih menjemur ikan. Tidak pernah lupa membuat souvenir
        disaat  waktu  istirahatnya.  Bagi  Sutriani  waktu  sangat  berharga  untuk
        mencari nafkah. Papa hanya berharap ia selalu sehat.”
               “Mudah-mudahan ya, Pa.” harap Elen sambil tersenyum. Setelah
        permisi kepada  Daud dan suaminya, Elen masuk ke rumah dan menyusul
        anak-anaknya yang tertidur pulas. Ia sempat melihat ibunya yang sudah
        tidur.  Dengkur  halus  terdengar,  dadanya  turun  naik  dengan  teratur.
        Elen lega, paling tidak ibunya bisa istirahat dengan pulas.  Terbersit rasa
        trenyuh melihat ibunya pulas. Wajah tirus dan kurus dengan tulang pipi
        menonjol  mendominasi.  Rambutnya  mulai  beruban  dan  tipis.  Badan
        kurus dan kelihatan letih. Dalam tidurnya Sutriani kelihatan lebih kurus
        dimakan usia dibandingkan  saat terjaga. Gurat keletihan dan ketegaran
        menyatu menjadi satu dalam bentuk wajah yang kurus.




        Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com                   139
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144