Page 36 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 36

Salah satunya di pantai yang terletak di kelurahan Sario  yang terkenal
        dengan pantai  Panglima.
               Masyarakat asli Manado mengenal pantai Panglima atau pantai
        Sario, karena menjadi tujuan rekreasi keluarga. Pantai ini  dinamakan
        pantai Panglima karena  konon  kabarnya beberapa puluh  tahun  lalu
        pantai Sario  ini tempat berkumpulnya kapal-kapal Angkatan Laut ketika
        melakukan koordinasi untuk melakukan penyerangan terhadap Belanda
        dalam berjuang merebut Papua  Barat. Keberangkatan  semua kapal laut
        yang dipersiapkan untuk berperang  dari pantai Sario. Beberapa tahun
        kemudian pantai Sario dikenal dengan nama pantai Panglima. Tak lain
        karena disinilah para panglima perang berkumpul bersama.
               Sejak saat itu seringkali upacara peringatan hari besar TNI  sering
        dilakukan di pantai Sario. Masyarakat asli Manado pasti mengenal Pantai
        Panglima atau Pantai Sario, karena pantai ini menjadi salah satu tujuan
        rekreasi di akhir rninggu.
               Sampai tahun 90-an nelayan beserta keluarga dan masyarakat
        Sario  masih bisa melihat terbit dan tenggelamnya sinar matahari  juga
        menikmati  indahnya kelepak burung camar yang terbang di atas pantai.
        Pantai yang terhampar  dengan segala keindahan menjadi arena keluarga
        untuk menikmati indahnya pesona pantai Manado sekaligus melihat dua
        gunung di Manado yang terletak di kelurahan Bunaken  yaitu gunung
        Manado  Tua    yang  merupakan  gunung  tertinggi    sekitar  655  meter
        dan gunung Tumpa dengan ketinggian 610 meter.  Jauh di bawah laut,
        terdapat ekosistim terumbu karang dan berjuta biota laut serta berbagai
        macam ikan  yang sering menjadi obyek penelitian berbagai pihak.
               Dengan  ekosistim  yang  sedemikan  beragam  didukung  dengan
        laut  yang masih  ‘perawan’, mata pencaharian  penduduk  Kelurahan
        Sario sebagian besar sebagai nelayan. Mereka nelayan tradisional yang
        bermodalkan  perahu  kecil  atau  ketiting  berukuran  sekitar    3  meter
        dan  lebar 70 cm,  dilengkapi  dengan alat pancing,  lampu  petromak
        dan    alat  pendayung.  Dengan  perahu  sederhana  tersebut  nelayan
        mengantungkan hidupnya pada laut yang senantiasa menyediakan ikan
        yang selama bertahun-tahun selalu diandalkan menjadi penjamin hidup
        keluarga nelayan sekaligus menjamin penyediaan lauk yang berprotein


        36                                  Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41