Page 45 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 45

Demikian  juga  pantai  Sario  tak  luput  dari  proyek  reklamasi.
        Masyarakat menolak rencana penimbunan  pantai tersebut dengan
        memunculkan  perlawanan-perlawanan  meskipun  masih  bersifat
        individu. Perlawanan tidak ada kekompakan karena ada sebagian nelayan
        telah menerima dana kompensasi. Sampai kemudian ada kesepakatan
        dari pihak pengembang untuk menyediakan tempat pendaratan perahu
        atau  tambatan  perahu   bagi nelayan  dan  dana   kompensasi  karena
        dampak kegiatan reklamasi.
               Lahan  terbuka  sepanjang  130  meter    dipertimbangkan  cukup
        untuk memfasilitas pendaratan ketiting dan aktivitas nelayan saat itu
        dan pengembangannya ke depan.
               Penimbunan  areal  yang  disepakati  Pemda  berhenti  karena
        kabarnya pengembang mengalami kerugian. Ada sebagian pantai yang
        belum sempat ditimbun, dan ini menguntungkan bagi nelayan karena
        pantai  yang  belum  tertimbun  ini  bisa  dimanfaatkan  nelayan  untuk
        tambatan perahu.
               Kondisi  nelayan  mulai  tenang  kembali  dengan  berhentinya
        penimbunan laut, nelayan bisa mengunakan sisa pantai terbuka yang
        belum sempat tertimbun untuk memulai mencari ikan.
        Tetapi  agaknya ketenangan yang selama ini  dirasakan nelayan mulai
        terusik. Terbukti pagi ini tambatan perahu di tutup. Apakah pengembang
        yang  dulu  mulai  menjalankan  aktivitasnya  lagi?  Batin  Budi  mangsul.
        Ketenanga mereka terusik kembali.
               “Pengembang  mulai menimbun  pantai lagi, ya?” seru  Kustya
        sambil menyeret ketitingnya di tepian batu-batu besar.
               Budi  dan  Jantry  mengikuti  langkah  Kustya  menarik  ketiting
        menjauhi tambatan perahu yang sudah tak ada lagi. Tak mungkin dia
        meninggalkan ketitingnya di dekat bebatuan karena tak ada lagi tiang
        pancang yang biasa mereka gunakan untuk mengikat ketiting.
               “Jantry, kenapa tambatan  perahunya hilang? “seru Nancy tak
        mengerti  melihat  timbunan batu baru di tempat tambatan perahu.
               Matanya menatap geram, khawatir berbaur  sedih dengan nasib
        ketiting  mereka.  Di  mana  lagi  suaminya  akan  menambatkan  perahu?
        Mereka  harus  mencari  ruang  terbuka  pantai  dan    membuat  tiang


        Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com                    45
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50