Page 7 - Bab. 7 Polusi Lingkungan
P. 7
C. Air dan Polusi Perairan
Di Indonesia, tata guna air diatur dalam UU No. 7, tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air. Menurut UU ini, air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di
bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air
hujan, dan air laut yang berada di darat. Sumber daya air adalah air, sumber air, dan
daya air yang terkandung di dalamnya. Daya air adalah potensi yang terkandung dalam
air dan/atau pada sumber air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi
kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya. Air permukaan adalah semua
air yang terdapat pada permukaan tanah. Air tanah adalah air yang terdapat dalam
lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Sumber air adalah tempat atau
wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah.
Baku mutu air pada sumber air adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan
pencemar yang terdapat di dalam air, tetapi air tersebut tetap dapat digunakan sesuai dengan
kriterianya. Menurut kegunaannya air pada sumber air dibedakan menjadi empat golongan,
yaitu :
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa
harus diolah terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air
minum dan keperluan rumah tangga.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat
dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri dan listrik tenaga air.
Air merupakan pelarut universal yang
artinya hampir semua zat dapat larut dalam air.
Air merupakan sumber yang penting bagi
kehidupan manusia. Namun banyak dijumpai
perairan alami seperti sungai dan danau dijadikan
tempat pembuangan sampah. Air menjadi kotor
oleh limbah, tinja, logam berat, pestisida dan
sebagainya.
Air yang bersih merupakan kebutuhan dasar manusia, dimana air tersebut secara fisik
jernih, tidak berasa, tidak mengandung bibit penyakit dan bahan-bahan kimia yang beracun.
Sedangkan dalam pencemaran air terjadi penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan
normal, bukan dari kemurniannya. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan
sebagai berikut:
1. Syarat fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak berwarna), tidak
berasa, dan tidak berbau.
2. Syarat bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama
bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri
patogen adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Bila dari pemeriksaan 100
cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat
kesehatan dari aspek mikrobiologis.
3. Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam jumlah yang
tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia didalam air akan
menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Air minum juga tidak boleh
mengandung bahan kimia berbahaya atau beracun, baik organik maupun anorganik.
Persyaratan air minum yang lebih lengkap dan rinci telah tertuang dalam Peraturan
Menkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010, khususnya bagian Lampiran.
Air minum harus steril (tidak mengandung hama penyakit apapun). Sumber-sumber air
minum pada umumnya dan di daerah pedesaan khususnya tidak terlindung sehingga air
tersebut tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu
pengolahan terlebih dahulu.
Pengolahan air untuk diminum dapat dikerjakan dengan 2 cara, berikut:
5