Page 12 - Bab. 7 Polusi Lingkungan
P. 12

material padat dalam cairan yang tertahan saringan 2 µm atau dengan kata lain
                              adalah  material padat dalam cairan yang berukuran lebih besar dari 2 µm.
                                   Air yang bisa diminum biasanya lebih banyak mengandung padatan terlarut
                              (TDS) yang terdiri dari  garam-garam anorganik,  zat-zat organik, serta gas-gas
                              terlarut. Kandungan TDS dalam air minum  biasanya berkisar antara 20-1000 mg/L.
                              Salah satu faktor yang sangat penting dan menentukan bahwa air yang layak
                              konsumsi adalah kandungan TDS (Total Dissolved Solids) atau kandungan unsur
                              mineral dalam air. Contoh unsur mineral dalam air adalah:zat kapur, besi, timah,
                              magnesium, tembaga, sodium, chloride, dan chlorine. Air yang mengandung mineral
                              tinggi sangat tidak baik untuk kesehatan. Air yang tidak mengandung mineral juga tidak
                              baik untuk kesehatan, karena sebenarnya tubuh membutuhkan semua mineral itu dalam
                              dosis yang tepat. Mineral dalam air tidak hilang  dengan cara direbus. Menurut
                              standar WHO, air minum yang layak dikonsumsi memiliki kadar TDS <100 ppm.
                                   Pemanasan  padatan  terlarut  (TDS)  dilakukan  sampai  suhu  180°C  sedangkan
                              pemanasan  untuk  padatan    total  (TS)  hanya  mencapai  suhu  103°C.  Hal  ini  karena
                              setelah  pemanasan  pada  suhu  103°C,  pada  sampel  air  masih  terdapat  konsentrasi  zat
                              organik.  Oleh  karena  itu,  dilakukan  pemanasan  mencapai  180°C  agar  tidak    tersisa
                              lagi bahan organik sehingga data yang didapatkan untuk TDS lebih akurat.
                                   Pengukuran  padatan  juga  sangat  diperlukan  untuk  mengetahui  seberapa  besar
                              kandungan  organik   dalam    limbah   domestik,   limbah   industri,   serta   sludges.
                              Pengukuran  ini  dilakukan  menggunakan  konsep    pembakaran  (combustion)  dimana
                              kandungan  organik  akan  terkonversi  menjadi  karbon  dioksida  dan  air,    dan  lalu
                              tervolatilisasi  (volatilized).  Temperatur  tetap  dijaga  agar  tidak  terjadi  dekomposisi
                              dan    volatilisasi  pada  kandungan  anorganik,  namun  juga  mencapai  oksidasi
                              sempurna  pada  kandungan  organiknya.  Besarnya  kehilangan  massa  akibat  oksidasi
                              dan  volatilisasi  pada  suhu   yang  tinggi  dianggap  sebagai  besar  kandungan
                              organiknya.
                                   Prosedur  standar  pengukuran  volatile-solids  yaitu  ignition  (pembakaran)  pada
                              suhu  550ºC,  yang  merupakan  suhu  terendah  dimana  kandungan  organik  terutama
                              sisa  karbon  yang  dihasilkan  dari  pyrolisis    karbohidrat  dan  kandungan  organik  lain
                              (seperti  terlihat  dalam  persamaan  di  bawah),  dapat  dioksidasi  pada  kecepatan  reaksi
                              yang layak.
                                   Cx(H2O)y   xC + yH2O xC
                                   + xO2  xCO2
                                   Pada  suhu   550ºC,  dekomposisi  garam  anorganik  juga  sedikit.  Pelepasan
                              senyawa  amonia  tidak  terjadi    selama  pemanasan  tervolatilisasi,  tetapi  kebanyakan
                              garam  anorganik  lain  stabil  secara  relatif.   Pengecualian  untuk  magnesium  karbonat,
                              terjadi menurut reaksi berikut.
                                   MgCO3    MgO + CO2
                                   Penentuan  zat  padat  tentunya  tidak  terpisahkan  dari  sebuah  proses  yang
                              dinamakan  sedimentasi.  Proses  koagulasi  dan  flokulasi  selalu  dilanjutkan  dengan
                              sedimentasi  agar  dapat  dihasilkan  air jernih  yang    diinginkan.  Proses tersebut
                              menjadikan solids sebagai subjek utamanya.
                                   Sedimentasi  adalah  pemisahan  bagian  padat  (solid)  dan  cair  (liquid)  dengan
                              memanfaatkan  penurunan  akibat  gaya  gravitasi  untuk   menghilangkan  padatan
                              tersuspensi  dalam  air.  Proses  ini  biasa  digunakan  dalam  pengolahan  air,  pengolahan
                              air  limbah,  dan  pengolahan  air  limbah  tahap  lanjut.  Dalam  pengolahan  air,  proses  ini
                              diaplikasikan untuk:
                              1)  Pengendapan zat padat dalam air agar dapat disaring dengan alat penyaring pasir.
                              2)  Pengendapan flok-flok agar dapat disaring dengan alat penyaring pasir.
                              3)  Pengendapan flok-flok dengan lime soda type softening plant.
                              4)  Pengendapan air olahan yang telah dihilangkan kandungan besi atau mangannya.
                                    Berdasarkan   besar   partikelnya   dan   sifat   kelarutannya,   padatan   dapat
                              dibedakan mejadi 4 kelompok yaitu :
                              1)  Padatan terendap (sedimen). Yang dimaksud dengan sedimen adalah padatan
                                  yang langsung mengendap jika air didiamkan selama beberapa waktu. Sedimen
                                  tersebut dapat mengendap dengan sendirinya dikarenakan mempunyai ukuran
                                  yang relatif besar dan berat. Biasanya sedimen tersebut terbentuk sebagai akibat
                                                                10
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17