Page 284 - RBDCNeat
P. 284
syarat kepadaku untuk tidak boleh kuliah agar bisa focus
mengelola klinik tersebut. Ketika mendengar tawaran itu
lewat Ibu, aku sempat merasa heran, “Kenapa aku tidak boleh
kuliah? Padahal orang tersebut juga mempunyai anak yang
sedang kuliah, tapi mengapa ketika ada salah satu anggota
keluarganya yang lain ingin memasukan anaknya untuk
kuliah malah tidak boleh?” Tawaran itu sempat membuat Ibu
ragu dan bimbang untuk menguliahkanku. Ibu jadi berpikir,
“Daripada aku kuliah yang belum tentu bisa berhasil, lebih
baik mengambil modal akan diberikan kepadaku.” Begitu
aku merasa kalau dukungan Ibu untuk menguliahkanku
mulai mulai berkurang, aku menjelaskan kepada Ibu kalau
pengelola BRC tidak harus terus berada di klinik, paling hanya
melakukan pengontrolan saja karena yang harus stanby di
klinik hanya kepala cabangnya. Itu berarti aku masih bisa
mengelola klinik BRC sambil kuliah. Dari hasil mengelola BRC
ini malah bisa aku gunakan untuk membiayai kuliahku. Jadi,
aku tidak usah merepotkan Ibu dan Bapak.
Mendengar penjelasan dariku, Ibu pun setuju. Terbayang
betapa bahagianya mempunyai anak yang bisa kuliah dengan
biaya sendiri. Namun, apa yang terjadi? Ternyata sang pemberi
modal tetap menginginkan aku agar tidak kuliah. Semakin
surutlah keinginan Ibu untuk menguliahkanku, apalagi Ibu
tidak punya biaya untuk memasukanku ke universitas. Meski
sejak lama Ibu ingin sekali melihatku bisa kuliah tapi tanpa
biaya yang memadai membuat Ibu harus rela melepaskan
impiannya itu.
Mama pun merasa bahagia sekali ketika ada orang yang
248 | Roda Berputar dalam Cahaya