Page 18 - Latihan Flip
P. 18
Pola makan tinggi protein memang dapat membantu mengurangi berat badan dalam
waktu singkat. Namun, efek jangka panjang dari pola makan ini justru bisa
meningkatkan berat badan karena protein berlebih tersebut akan disimpan sebagai
jaringan lemak.
Hal ini lebih mungkin terjadi jika Anda mengonsumsi makanan berprotein tinggi yang
juga banyak mengandung lemak, seperti daging merah atau daging berlemak.
Sementara itu, bagi atlet atau orang yang rutin melatih otot, pola makan tinggi protein
dapat membuat massa otot bertambah, sehingga berat badan juga ikut bertambah.
3. Kerusakan ginjal
Di dalam tubuh, protein akan diolah menjadi asam amino. Sisa metabolisme protein
menjadi asam amino akan menjadi urea yang perlu disaring dan dibuang oleh ginjal
melalui urine.
Inilah alasan mengapa asupan protein yang tinggi dapat membuat ginjal bekerja
ekstra. Oleh karena itu, orang yang mengalami penyakit ginjal umumnya disarankan
untuk membatasi atau mengurangi asupan protein untuk mencegah kerusakan ginjal
yang semakin parah.
4. Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular
Asupan protein hewani yang bersumber dari daging merah, daging berlemak, atau
jeroan, juga banyak mengandung lemak jenuh dan kolesterol.
Oleh karena itu, terlalu banyak mengonsumsi makanan berprotein tinggi yang
bersumber dari hewan bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular
dan stroke.
5. Kehilangan kalsium
Asupan tinggi protein bisa menyebabkan tubuh lebih banyak membuang kalsium.
Berkurangnya jumlah kalsium dalam tubuh terbukti dapat membuat tulang keropos
dan meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis.
Sebenarnya, bukan hanya jumlah protein saja, namun sumber protein yang
dikonsumsi juga perlu diperhatikan. Para ahli menyarankan untuk memilih asupan
protein dari beberapa sumber, baik sumber hewani seperti ikan, maupun sumber
protein nabati seperti kacang dan biji-bijian.
Modul Protein Dan Cara Perhitungan Mutu Protein