Page 25 - Tomanurun
P. 25
membiasakan dirinya dengan kehidupan dan kebiasaan
manusia. Lama-kelamaan ia mencintai Polo Padang dan
merasa bahagia dapat hidup bersamanya. Mereka dikaruniai
seorang putra yang diberi nama Pairunan.
Suatu hari, Pairunan sedang asyik bermain gasing di
halaman rumah. Ayahnya sedang membelah kayu tak jauh
dari tempatnya bermain, sementara ibunya menenun kain di
dalam kamar. Pairunan sangat menyayangi gasing pemberian
ibunya itu. Gasing itu istimewa karena terbuat dari hasil
peleburan gelang emas milik ibunya.
Ketika ia sedang memutar gasing, tiba-tiba ibunya
memanggil dari dalam rumah.
“Iya, Bu!” sahut Pairunan.
Ia segera berlari ke dalam rumah. Tanpa disengaja, gasing
yang sedang berputar terinjak kaki Pairunan dan melenting
jatuh di atas kepala Polo Padang.
“Aduh!” Polo Padang menjerit kesakitan. Spontan
terlontar makian dari mulutnya kepada Pairunan. Bocah
cilik itu gemetar ketakutan.
19