Page 28 - Tomanurun
P. 28
“Anakku, maafkan ayahmu ini, Nak!” ucap Polo Padang
pelan di sela sedu-sedannya.
Sejak kepergian Putri Bungsu dan Pairunan, Polo
Padang seolah kehilangan gairah hidup. Ia tidak pernah lagi
mengurusi kebunnya. Lama-kelamaan kebun itu ditumbuhi
semak belukar, buah-buahan dan sayurannya meranggas
mati. Setiap hari ia hanya duduk melamun di beranda
rumahnya sambil memandang langit. Tubuhnya kurus tak
terurus.
Setelah beberapa bulan hidup seperti itu, ia akhirnya
memutuskan untuk pergi mencari anak-istrinya.
Ia tahu bahwa mereka saat ini berada di negeri kayangan.
Meski ia tidak tahu cara mencapai negeri kayangan, ia tetap
nekat mencari mereka. Berbekal pakaian seadanya, Polo
Padang berjalan meninggalkan rumah dan kebunnya untuk
mengembara. Tak lupa ia membawa gasing emas Pairunan.
22