Page 27 - Tomanurun
P. 27

seperti  saat pertama kali turun ke  bumi, lengkap dengan
            selendangnya. Selama  ini  pakaian serta  selendangnya
            tersimpan rapi di dalam sebuah peti. Walau ia tidak yakin

            akan dapat  kembali  ke kayangan,  Putri Bungsu  pun tetap
            menyimpan barang-barang miliknya itu dengan baik.

                Putri Bungsu lalu  menggendong  Pairunan. Bocah cilik

            itu bingung melihat penampilan ibunya. Sementara itu, Polo
            Padang terduduk lemas di tanah dengan air mata bercucuran.

                “Selamat tinggal, suamiku!”


                Putri Bungsu  melambaikan  tangan  kepada suaminya.
            Seketika itu juga tubuhnya melayang di udara. Polo Padang
            mengejar mereka sambil menangis.


                “Pairunan! Istriku!” ia berteriak memanggil  anak  dan
            istrinya, tetapi keduanya telah hilang dari pandangan.

                Tinggallah  Polo Padang menangis tersedu-sedu,

            menyesali kekhilafan dan kebodohannya.  Tapi apa daya, nasi
            sudah menjadi bubur. Istri dan anak yang sangat dicintainya
            telah kembali  ke negeri  kayangan dan tak  akan bisa

            dijumpainya lagi. Dilihatnya gasing emas anaknya tergeletak
            di atas tanah. Ia memungut gasing itu dan menciumnya.








                                         21
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32