Page 27 - Misteri Telaga Warna
P. 27
Pada hari keempat, sang Prabu kembali mendengar
suara-suara aneh. Seperti malam sebelumnya, malam itu pun
suara-suara aneh itu terdengar pada tengah malam, kali ini
yang ia dengar juga suara anak-anak. Mereka seperti sedang
bermain. Sesekali tawa mereka terdengar, tapi sesekali suara
itu berubah menjadi jeritan tangis yang memilukan.
“Jangan! Jangan!” jerit suara seperti itu kembali
terdengar di tengah malam.
Sang Prabu tidak membuka matanya. Ia tetap terpejam.
Walaupun suara-suara itu mengganggunya, ia tetap mencoba
berkonsentrasi. Lama-kelamaan suara tawa yang berselang-
seling dengan tangis itu pun menghilang. Sang Prabu tetap
tidak menghiraukannya.
Pada hari kelima, sang Prabu merasakan hawa dingin
merasuk ke sekujur tubuhnya. Begitu kuatnya hawa dingin
itu merasuk ke dalam tubuhnya sampai-sampai sang Prabu
pun menggigil. Hawa dingin itu merambat ke berbagai bagian
tubuhnya. Namun, ia tetap berkonsentrasi dan khusyuk
berdoa. Ia pun tidak membuka matanya.
Andai kata membuka matanya, sang Prabu pasti akan
terkejut. Itu karena seluruh gua telah dipenuhi dengan ular.
Beberapa di antaranya, bahkan, telah merambat ke tubuhnya.
20