Page 22 - Misteri Telaga Warna
P. 22

Ketika terbangun keesokan harinya, sang Prabu sangat
            terkejut. Dalam suasana yang sudah agak terang oleh cahaya

            matahari, dilihatnya seekor  ular kobra yang sangat  besar.
            Ia  baru sadar. Ternyata  semalam  ia tidak  bersandar pada

            sebuah akar, tetapi pada punggung seekor kobra.

                  Kini ular kobra itu menatapnya dengan tajam. Mulutnya
            menganga. Lidahnya pun berkali-kali terjulur seolah hendak

            menerkamnya.

                  “Hai, Kobra. Maafkan aku jika telah mengganggumu,”
            kata    Prabu     Swarnalaya.    “Aku    tidak    bermaksud

            mengganggumu. Karena itu, izinkan aku lewat.”

                  “Ssh…, ssh…,” kobra itu mendesis sambil menjulurkan
            lidahnya yang bercabang.

                  Sang Prabu berusaha menghindarinya, tapi kobra itu
            tetap menghalangi.

                  “Hai kobra, minggirlah. Jangan halangi  langkahku.

            Maafkan jika aku telah mengusikmu,” ujar sang Prabu sambil
            berusaha melangkah.

                  “Sang  Prabu,  batalkan  niatmu.  Kembalilah  ke istana.
            Jangan teruskan niatmu. Aku tidak mau melihatmu mati sia-

            sia,” ucap kobra itu.







                                         15
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27