Page 18 - Misteri Telaga Warna
P. 18
yang tewas oleh panah Gusti Prabu sebenarnya merupakan
simbol hilangnya calon keturunan Gusti Prabu. Begitulah
menurut petunjuk yang hamba peroleh.”
Mendengar penuturan sesepuh ahli nujum istana,
Prabu Swarnalaya tampak diam termangu. Ia tertunduk lesu.
Gurat-gurat di wajahnya menunjukkan penyesalan dalam
dirinya. Namun, semua sudah telanjur. Ibarat nasi sudah
menjadi bubur. Penyesalan pun tidak ada lagi gunanya. Ia
mencoba tabah dan bersedia menebus semua kesalahannya.
Apa pun yang dapat ia lakukan untuk menebus kesalahan
itu pasti akan ia lakukan. Sang Prabu benar-benar merasa
sangat menyesal.
“Lalu, apa yang harus aku lakukan, Paman?” ujar sang
Prabu kemudian dengan nada sedih. “Apakah aku masih
diberi kesempatan untuk menebus dosa atas kesalahan yang
telah aku lakukan?”
“Seperti yang sudah hamba sampaikan sebelumnya,
masih ada kesempatan bagi Gusti Prabu untuk memperoleh
pengampunan dari Sang Pencipta.”
“Bagaimana caranya, Paman?”
“Gusti Prabu harus kembali ke Gunung Mas. Di sana
ada sebuah gua kecil di kaki bukit. Letaknya di bawah pohon
besar. Gusti Prabu harus bersemadi di gua itu.”
11