Page 21 - Misteri Telaga Warna
        P. 21
     MENEBUS KESALAHAN
                    Di  luar  istana,  bulan  bersinar  cerah. Pepohonan di
            sekeliling istana pun tampak dengan jelas. Di bawah cahaya
            rembulan  itu sang Prabu  terus  berjalan  dengan hati-hati.
            Langkahnya kian lama kian jauh. Tak sekali pun ia menoleh.
            Kakinya terus melangkah ke depan. Setelah melewati lereng
            bukit, ia sampai di sebuah hutan  yang  lebat. Meskipun
            demikian, sang Prabu tidak merasa takut. Harapannya untuk
            segera sampai di  Gunung Mas mengalahkan semua  rasa
            takutnya.
                  Beberapa  lama  kemudian,  di tempat  yang  cukup
            nyaman, sang Prabu memutuskan untuk beristirahat. Kakinya
            telah letih. Ia pun duduk di bawah pohon yang cukup besar.
            Punggungnya ia sandarkan pada sebuah akar yang menonjol
            cukup tinggi di atas tanah. Dijulurkannya kedua kaki sang
            Prabu  ke depan,  lalu  kedua tangannya menyilang  di  dada
            untuk meredakan napasnya. Sesaat kemudian rasa kantuk
            pun  menyergap,  dan  sang  Prabu  tertidur bersandarkan
            sebuah akar pohon yang besar. Karena merasa letih, tidurnya
            pun sangat nyenyak.
                                         14





