Page 38 - Si Cantik dan Mentri Hasut
P. 38
“Baiklah. Hamba mempunyai penyakit yang disebut gila
babi. Penyakit itu datangnya hanya sekali sebulan, timbul kala bulan
purnama. Tak seorang pun yang tahu penyakit hamba, kecuali anak
hamba seorang, kata Ajdewanda sambil melihat ke kiri dan ke kanan.
“Adakah tidak ada orang lain yang mendengar pembicaraan
kita? Jangan jangan Mahsyud Hak tahu rahasia kita,” kata Mentri
Ajdewanda.
“Ah dia tidak akan mendengar pembicaraan kita.”
Balairung menjadi sepi setelah keempat guru itu
meninggalkan ruangan. Mahsyud Hak pun pulang ke rumahnya. la
memikirkan surat raja yang memerintahkan untuk membunuhnya.
Malam itu, raja gelisah. la sebenamya sayang kepada
Mahsyud Hak, tetapi juga terpengaruh pada ucapan keempat guru.
Putri Marika Dewi sangat heran melihat raja sangat gelisah. Sebentar
ia duduk, kemudian ia pergi berbaring di peraduan. Akan tetapi,
raja tidak juga tidur. Matanya hanya menerawang ke langit-langit di
ruangan itu. Tangannya menyangga di bawah kepalanya. Beberapa
saat kemudian raja bangkit. Ia berjalan mondar-mandir di ruang
tidur.
Melihat sikap raja seperti itu, Putri Marika Dewi bertanya,
“Ada apakah gerangan Tuan hamba belum tidur. Adakah yang
menyusahkan hati Tuan Hamba?”
“Aku telah menyuruh orang mengantar surat untuk keempat
guru. Aku perintahkan mereka membunuh Mahsyud Hak esok pagi.
Aku gelisah karena sangat sayang kepada Mahsyud Hak. la orang
yang arif dan bijaksana. Namun, karena ia akan mendurhaka kepada
31