Page 27 - Model Problem_Posing_STEM
P. 27

tujuan pembelajaran, pengembangan emosi positif untuk tugas-tugas (kesenangan,

                        kepuasan,  antusiasme,  dll.)  serta  kapasitas  untuk  mengendalikan  dan
                        memodifikasinya. d) Mereka merencanakan dan mengendalikan waktu dan upaya

                        untuk digunakan dalam tugas. Mereka tahu bagaimana menciptakan dan menyusun

                        lingkungan  belajar  yang  menyenangkan  (tempat  yang  tepat  untuk  belajar  dan
                        mencari guru dan kolega ketika mereka mengalami kesulitan). e) Jika konteksnya

                        memungkinkan, mereka berpartisipasi dalam pemilihan, kontrol, dan pengaturan
                        aspek-aspek yang berkaitan dengan tugas akademik, iklim, dan struktur kelas. f)

                        Mereka  membuat  strategi  kehendak  yang  berbeda,  yang  bertujuan  menghindari

                        gangguan eksternal dan internal untuk mempertahankan konsentrasi, upaya, dan
                        motivasi mereka selama pelaksanaan tugas akademik.

                              Beberapa  penelitian  tentang  SRL  akhir-akhir  ini  seperti  Gafoor  dan
                        Kurukkan (2016)  Menganalisis tentang SRL yang fokus pada faktor-faktor yang

                        memengaruhi  SRL  dan  hasil  belajar  siswa  dengan  menerapkan  strategi  SRL.
                        Faktor-faktor seperti penggunaan strategi kognitif, meta-kognisi, self-efficacy dan

                        keyakinan motivasi lainnya dan beberapa perbedaan individu dipertimbangkan,

                        dan  mereka  memperoleh  hubungan  antara  self-efficacy  dan  self-regulated
                        learning adalah nyata. Selanjutnya Cerezo et al., (2019), menganalisis bagaimana

                        pelatihan  strategi  SRL  terkait  dengan  peningkatan  pengetahuan,  self-efficacy,
                        Pemanfaatan     yang    dirasakan(perceived    usefulness),   dan    efektivitas

                        penggunaannya dalam tugas-tugas pembelajaran akademik. Fahradina dkk.(2014)

                        menyatakan bahwa adanya peningkatan kemampuan komunikasi matematis dan
                        kemandirian belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran investigasi

                        kelompok yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional baik
                        secara keseluruhan maupun berdasarkan level siswa. Dan tidak terdapat interaksi

                        antara  pembelajaran  dengan  level  siswa  (tinggi,  sedang,  rendah)  terhadap

                        peningkatan kemampuan komunikasi matematis dan kemandirian belajar siswa.
                        Namun terdapat hubungan/korelasi yang positif antara kemampuan komunikasi

                        matematis siswa dan kemandirian belajar siswa. Isnaeni dkk.(2018) menganalisis
                        kemampuan penalaran dan kemandirian belajar pada materi persamaan garis lurus

                        siswa  SMP.  Metode  penelitian  ini  menggunakan  metode  deskriptif  kualitatif.




                                                                                    26
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32