Page 67 - USHUL FIKIH_INDONESIA_MAPK_KELAS XII_KSKK
P. 67
3. Nasikh harus datang kemudian (terakhir) dari mansukh. Dengan demikian, istitsna’
(pengecualian) tidak disebut nasakh.
4. Terjaadinya naskh dengan jalan yang seandainya khithab penujuk tersebut tidak ada
maka khithab terdahulu masih berlaku. Hal ini mengecualikan adanya penghapusan
hukum pada dalil yang pertama dibatasi adanya ghoyah dan illat. Sedangkan dalil ke
dua menunjukkan sampainya ghoyah( batas akhir), atau hilangnya illat (alasan
hukum).
Contoh sampainya ghoyah:
Surat al-Jumuah ayat 9:
َ
َّ
۟
ْ ۟
ْ
َ ۟
َ
ََع َ ْيَبلٱَاوُ رَذوَِ َّ لِلٱَرْكِذَىلإَا ْ وعْسٱَفَِةعُمُجلٱَ ِ م ْ وَيَنِمَِة ولَّصلِلَىِدوُنَاَذإَاوُنماءََنيِذلٱَا َ هُْيأَي
ۚ
َ
َ
ِ
ِ
َ
ِ َ َ
َ
َ
َ
َّ
َ
٩ َ َ. ََنوُملْعَتَمُتنُكَنإَمُكلٌَ رْيَخَمُكِلَذ
ْ
ْ
ِ ْ
Artinya: “Apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka
bersegeralah kalian kepada mengingat Allah Swt dan tinggalkanlah jual-beli”.
Ayat ke dua: Surat Al-Jumuah ayat 10 :
َ لعلَا ً ريِثَكََلِلٱَاو ُ رُكذٱوَِ َّ لِلٱَِلْضَفَنِمَاوُغَتْبٱوَ ِ ض ْ رلْٱَىِفَاوُرِشَتنٱَفَُة ولَّصلٱَِتَي ِ ضقَاَذإَف
َمُك َّ َّ َّ ۟ ْ َ ۟ َ َ ْ ۟ َ ُ ِ
َ ْ
ََ. ١٠ ََنوُح َ ِلْفُت
Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah di muka bumi,
dan carilah karunia Allah Swt“.
Jual beli yang semula hukumnya haram, berubah menjadi boleh, bukan karena
adanya dalil ayat ke dua. Akan tetapi karena telah sampainya ghoyah (batas akhir)
sebagaimana dipahami dari ayat pertama.Yaitu bahwa jual beli diharamkan selama
berlangsung shalat Jum’at. Sehingga ketika selesai sholat, maka hukum haram menjadi
hilang, dan berganti mubah. Hal ini bukan termasuk nasakh.
Sedangkan contoh hilangnya ilat, sebagaimna haramnya berburu disebabkan
karena sedang ihram (sebagai illat). Kemudian ketika hilangnya ilat yaitu ihram maka
hukum berburu menjadi boleh. Dengan demikian ada beberapa unsur dan istilah yang
berkaitan degan nasakh ini, yaitu:
1. Nasakh, yaitu pembatalan hukum yang telah ada.
2. Nasikh, adalah dalil yang datangnya kemudian, yang menghapus hukum yang telah
ada.
3. Mansukh, yaitu hukum yang dihapuskan, atau digantikan.
4. Mansyukh ‘anhu, yaitu orang yang dibebani hukum yakni orang mukallaf.
USHUL FIKIH - KELAS XII 58