Page 145 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 145

131



            lain’ juga menjadi misi nasional yang menegaskan pentingnya
            peran pendidikan dalam menentukan bagaimana seorang
            warga negara berkontribusi kepada negaranya. Misi ini,
            dalam level individual, sering diterjemahkan ke dalam cita-
            cita klasik, yaitu ‘menjadi individu yang berguna kepada
            bangsa, negara, dan agama.’ Pada kenyataannya, sayangnya,
            kontribusi warga negara ini ditentukan oleh akses seseorang
            kepada pendidikan formal. Lebih spesifik lagi, cita-cita mulia
                   ROSDA
            yang dituliskan oleh Idang, Santi, Elis dan teman-temannya
            juga ditentukan oleh akses mereka terhadap pendidikan tinggi.
            Kendati mereka dapat menulis cita-cita sesuai harapan mereka,
            mereka sadar bahwa mereka berpijak pada kenyataan yang tak
            ramah. Perbincangan dengan ibu-ibu yang mengawasi anak-
            anak bekerja mengungkapkan hal tersebut. Ibu Santi bercerita
            tentang Dewi, kakak Santi, yang saat ini duduk di tahun
            terakhir bangku SMK.
                 Hebat kalau Dewi bisa kuliah, mah.
            Dia teh pinter sebenernya. Dulu dia
            kan dapat beasiswa waktu SMP-nya
            [salah satu SMPN terbaik di Bandung].
            Sekarang di SMK. Habis Ibu da
            mampunya itu. Biarpun pintar, kalau
            nggak kuliah, dapetnya kerjaan yang

            gajinya kecil! Kalau Ibu punya uang
            mah, Dewi udah kuliah sekarang.

                 Saat itu, Dewi bekerja paro waktu sebagai penjaga toko
            pakaian. Memiliki anak-anak yang terentaskan dari kehidupan
            jalanan adalah bagian dari mimpi Ibu Santi. Dia memiliki
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150