Page 147 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 147
133
agar dapat berwirausaha menjual kue dan makanan ringan.
Idang ingin melamar kerja di pabrik setelah mendapatkan
ijazah kelulusan ujian persamaan SD. Bagi anak-anak jalanan
yang tidak memiliki akses ke pendidikan formal di tingkat
universitas, kepastian pekerjaan dan penghasilan menjadi
prioritas untuk menjamin kehidupan masa depan. Kursus-
kursus yang disediakan pemerintah seperti kursus menjahit,
memasak, otomotif yang disediakan oleh LSM dan pemerintah
ROSDA
memberikan harapan itu. Mereka paham bahwa kursus-kursus
itu tidak akan menjadikan mereka polwan, dokter, atau pelukis.
Profesi itu tertinggal dalam mimpi-mimpi yang tercatat; dalam
tulisan yang diperbincangkan dengan senyap.
Praktik Literasi Anak-anak
‘Seberang’
Beralih ke seberang, praktik literasi tidak ditandai oleh
kegiatan khas sekolah formal. Dalam diskursus literasi,
praktik membaca dan menulis mendapatkan status yang
lebih bergengsi dengan formalitas dalam bentuk kurikulum
pembelajaran dan penilaian—biasanya dalam mata pelajaran
bahasa—dan kemampuannya untuk menandai alur berpikir
seseorang. Media komunikasi yang lain seperti menyimak,
berbicara, menyanyi, membuat karya, tidak terlalu terstruktur
secara formal. Dikotomi antara praktik membaca/menulis
dengan kegiatan berekspresi ini juga memisahkan karakteristik
kegiatan anak-anak jalanan di daerah ‘sini’ dan ‘seberang.’
Anak-anak di ‘sini’ mengikuti tutorial membaca/menulis—
diistilahkan dengan kegiatan ‘belajar’ secara berkala,