Page 146 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 146
132
harapan bahwa Santi dapat mengikuti kakaknya, terlepas dari
kehidupan jalanan. Ibu Siti, seorang ibu lain yang mengawasi
anaknya bekerja di jalanan juga bercerita tentang anak
sulungnya.
Kalau anak saya mah ngerti bu.
Ceunah, ‘ah, cita-cita itu mah buat
yang bisa kuliah di universitas.’ Dia
pengertian. Waktu lulus SMP teh
ROSDA
ceunah, ‘Mamah, abdi teh ka SMK
wae. Biar nanti kalau lulus bisa
langsung kerja.’ Kalau ditanya, cita-
citanya apa? Nggak, katanya. Ngerti
dia mah.’
Ketika wawancara dilakukan pada tahun 2011, SMK
belum mendapatkan perhatian dari pemerintah sebaik saat
ini. Saat itu, menuntut ilmu di SMK menjadi pilihan pragmatis
untuk memotong alur pendidikan formal SMA-Universitas
yang tentu lebih lama dan memakan lebih banyak biaya.
Berbeda dengan lulusan SMK yang saat ini lebih kompeten
karena SMK juga dikembangkan dengan campur tangan
perusahaan-perusahaan swasta, lulus SMK bagi Bu Siti dan ibu
Santi adalah jaminan pekerjaan tetap, meskipun bergaji relatif
rendah dibanding gaji seorang sarjana. Bagi mereka, memiliki
penghasilan tetap ini jauh lebih baik ketimbang ketidakpastian
gaji dari bekerja di jalanan.
Bagi Idang, Elis, dan Ina, rencana mereka bahkan lebih
realistik. Setelah lulus dari ujian persamaan Paket A (setara
SD), Ina berencana untuk mengikuti kursus membuat kue