Page 148 - LITERASI-BUKU-SEBAGAI-SARANA-MENUMBUHKAN-KEPRIBADIAN-PESERTA-DIDIK-YANG-UNGGUL
P. 148

134



            sedangkan anak-anak di ‘sana’ cenderung tidak berminat
            dengan kegiatan-kegiatan tersebut.
                 Pahl (2014) bahwa kegiatan memproduksi makna
            (meaning-making) melalui karya—disebutnya dengan artefak
            literasi (literacy artefact)—adalah kegiatan reproduksi dan
            produksi gagasan yang penting. Dalam ranah pendidikan
            formal, sayangnya, kegiatan berkarya melalui bermain,
            bermusik, menyanyi, bermain peran, menempati area tidak
                   ROSDA
            resmi (non-official, Dyson, 1997) dan cenderung dilakukan pada
            jam istirahat, atau bahkan di luar sekolah.

            Dian dan Eli: Menyanyi


            Tentang Diri



                 Anak jalanan menyanyi di perempatan ketika lampu
            lalu lintas menyala merah adalah pemandangan yang tak
            asing. Lampu lalu-lintas itu seperti penanda aktivitas. Merah
            menandai waktu untuk anak-anak bekerja (menyanyi,
            mengasong, mengamen, mengelap), dan hijau menandai waktu
            bagi mereka untuk bercanda dan bermain dengan teman
            sebaya. Namun apakah makna bekerja dan bermain bagi
            mereka? Adakah bedanya?
                 Seorang gadis kecil berusia 5 tahun yang saya jumpai,
            Dian namanya, seperti tak mengenal perbedaan antara bekerja
            dan bermain. Gitar yang disandangnya terlalu besar untuk
            tubuhnya, namun dia terus memainkannya dengan sepenuh
            hati. Tak peduli lampu menyala hijau atau merah, dia terus
            menyanyi, seperti menghibur dirinya sendiri. Dia bahkan
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153